Ketua Gapensi Jabar Susilo Wibowo mengatakan sebagian besar anggotanya merupakan pengusaha kelas kecil dan menengah.
Mereka seringkali kalah bersaing dengan pengusaha besar dari luar Jabar.
“Ambil contoh, dari total proyek nasional yang dikerjakan di Jabar, hanya sekitar 5 persen pengusaha jasa konstruksi lokal yang bisa ikut andil," ujar Susilo di sela Musda XII Gapensi Jabar di Bandung, Selasa (9/2/2016).
Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan.
Apalagi mulai tahun 2016, pengusaha jasa konstruksi kelas lokal tak hanya bersaing dengan pengusaha besar dan kelas nasional, tapi juga pengusaha asing.
"Jangan sampai pengusaha lokal semakin terasing,” tegas dia.
Untuk itu, Gapensi akan berusaha agar pengusaha lokal mampu naik kelas menjadi pengusaha nasional dan memiliki sertifikasi yang sama dengan pengusaha asing.
Ia yakin jika pengusaha lokal memiliki sertifikasi global dan naik kelas, maka proyek pemerintah akan mudah didapat.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar Agung S Suryamal mengatakan serbuan tenaga ahli dari negara Asean sudah mulai masuk ke Jabar.
“Saya sudah mengetahui ada rencana 100 orang supir asal Philipina yang akan masuk. Mereka tidak perlu tahu jalan, sebab bisa mengandalkan GPS. Kita tidak bisa menolak, sebab ini sudah kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” tegasnya.
Yang harus dilakukan, kata Agung, adalah meningkatkan kapasitas SDM, termasuk para pengusaha jasa konstruksi.
“Jangan sampai kita hanya jadi penonton," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, pembangunan sejumlah insfrastruktur di wilayah Jabar harus menjadi peluang bagi anggota Gapensi.
“Jabar akan banyak membangun, Gapensi harus terlibat. Jangan sampai diambil alih oleh pengusaha asing,” pungkasnya.