"Waktu tahun lalu kira-kira bulan Oktober atau November saya ke sana, 20 perusahaan lebih saya ketemu dan tidak ada yang hengkang. Justru mereka sedang melakukan perluasan," kata Franky di Jakarta, Senin (22/2/2016).
Menurut Franky, dirinya tidak menampik isu yang melanda kawasan tersebut adalah terkait pengelolaan.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya kini tengah melakukan pembenahan pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
Dengan adanya pembenahan pengelolaan tersebut setidaknya akan memberikan kepastian bagi investor yang baru dan yang akan menanamkan modalnya di kawasan Batam.
Franky pun menyatakan pihaknya akan secepatnya menangani masalah pengeloaan di sana.
"Saya kira ini kan isunya pengelolaan. Kalau pengelolaan dibereskan, pasti itu akan menarik," tutur Franky.
Seperti diberitakan sebelumnya, kekacauan pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam mulai menimbulkan dampak besar.
Akibatnya, investor dikabarkan akan ramai-ramai hengkang dari kawasan tersebut.
Nuryanto, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri yang juga mantan Pejabat Gubernur Kepulauan Riau, mengatakan, investor hengkang karena buruknya pengelolaan kawasan tersebut.
Rencananya, investor tersebut akan hengkang ke Vietnam dan Malaysia.
"Persentasenya mencapai 30 persen dari total pabrik karena Malaysia dan Vietnam tawarkan yang lebih baik," ujar Nuryanto.