Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Tantangan ke Depan adalah Keterbukaan dan Kompetisi

Kompas.com - 30/03/2016, 14:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo atau kerap disapa Jokowi menekankan ada dua tantangan di masa yang akan datang yang harus dihadapi oleh pemerintah.

"Ke depan ada dua hal penting yang menurut saya akan menjadi tantangan kita, pertama keterbukaan. Kedua, kompetisi," kata Jokowi dalam dialog publik dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Jokowi menuturkan, era keterbukaan tidak lagi bisa dihindari. "Sekarang kancing baju kita jatuh saja semua orang tahu," sambungnya.

Jokowi mencontohkan lagi, kondisi APBN tahun lalu juga tidak bisa lagi ditutup-tutupi dari publik. Keterbukaan, kata Jokowi, akan lebih drastis pada 2018 di mana semua bank melakukan keterbukaan data dan memungkinkan pertukaran informasi satu sama lain.

"Belum lagi yang berkaitan dengan kecepatan sekarang ini. Social media, digital ekonomi yang tidak bisa kita hambat-hambat lagi, yang terkadang kita terlambat mengantisipasi dengan regulasi dan UU. Sangat cepat sekali," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Selain keterbukaan yang tidak dapat dihindari, hal lain yang menjadi tantangan ke depan adalah kompetisi global.

Semua pakta dan perjanjian seperi Trans Pacific Partnership (TPP), Regional Comprehensive Economics Partnerships (RCEP), serta European Free Trade Agreement (EFTA) harus dikalkulasi dengan detail.

"Kenapa kita harus masuk TPP, hitungannya seperti apa. Kenapa kita harus gabung dengan EFTA-nya EU, kalkulasi perhitungannya seperti apa. Apakah dapat keuntungan atau dapat kerugian? Karena apa pun national interest-lah yang harus tetap kita pegang," tegas Jokowi.

Untuk menghadapi kompetisi itu, Jokowi menyampaikan, pemerintah selalu memperhatikan masukan dari semua elemen, termasuk ISEI, misalkan tentang kapital, produktivitas, dan daya saing.

"Tapi ini memerlukan kecepatan kita bertindak. Oleh karena itu, ke depan fokus yang akan kita kerjakan adalah pertama deregulasi, kedua adalah fokus pada pembangunan infrastruktur," ucap Jokowi.

Kompas TV Jokowi: Hapus Perda Yang Bikin Pusing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com