Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Energi Lesu, Laba Citigroup Terjun 27 Persen di Kuartal I-2016

Kompas.com - 17/04/2016, 17:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC News

NEW YORK, KOMPAS.com - Grup perbankan asal Amerika Serikat, Citigroup melaporkan penurunan laba sebesar 27 persen pada kuartal I-2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun pendapatan bersih turun menjadi 3,5 miliar dollar AS dari 4,8 miliar dollar AS dari akhir kuartal I-2015. Capaian ini sejalan dengan upaya Citigroup melakukan pengalokasian kas untuk menutup kerugian akibat pinjaman di sektor energi.

CEO Citigroup Michael Corbat menjelaskan, Citi memperlihatkan perkembangan dalam transformasi menjadi institusi yang lebih sederhana, kecil, aman, dan kuat.

Penurunan laba Citigroup pada kuartal I-2016 adalah salah satu yang terbesar di antara bank-bank besar AS yang telah melaporkan kinerja keuangannya untuk kuartal I tahun ini.

Dari sisi aset, posisi Citigroup sebagai bank terbesar ketiga di AS sudah digeser oleh Wells Fargo.

Pendapatan Citigroup dari pasar pendapatan tetap turun 11,5 persen menjadi 3,09 miliar dollar AS. Sementara itu, pendapatan dari divisi perbankan investasi turun 27,2 persen menjadu 875 juta dollar AS.

"Sementara, produk-produk kami yang sensitif terhadap pasar jelas menderita karena lemahnya sentimen investor pada kuartal I, kami terus menciptakan progres di beberapa area kunci," ujar Corbat.

Industri perbankan global telah mencoba bertahan sejak awal tahun karena ketidakpastian outlook perekonomian global, sejalan dengan perlambatan di China dan harga minyak dunia yang terus mengalami penurunan.

Namun demikian, Citigroup bukan satu-satunya bank yang melaporkan penurunan laba secara tahunan atau year on year untuk kuartal I-2016.

Sebelumnya, JP Morgan melaporkan laba terjun 13 persen pada kuartal I-2016, dan laba Wells Fargo turun 7 persen.

Sama seperti Citi, ketiga bank tersebut berusaha menutup kerugian akibat pinjaman bermasalah di sektor energi.

Citigroup membukukan penurunan laba yang lebih besar lantaran memiliki eksposur yang lebih besar pula di negara-negara emerging markets.

Beberapa hari lalu, Citi adalah satu dari beberapa bank di AS yang memperoleh persetujuan "living will" dari otoritas. Maksudnya, bank diperbolehkan memiliki rencana untuk menutup operasional karena krisis finansial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com