Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OPEC Akan Berakhir, Menurut Prediksi Bos Minyak Rekan Putin

Kompas.com - 11/05/2016, 10:58 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters

MOSCOW, KOMPAS.com - Perbedaan internal mulai menggerogoti OPEC dan membuat kemampuannya untuk memengaruhi pasar menguap. Demikian kata eksekutif utama perusahaan minyak terkemuka Rusia, Igor Sechin.

Rusia, yang terkena dampak besar dari jatuhnya harga minyak, saat ini sedang berwacana untuk menarik kerja sama dengan OPEC dalam beberapa bulan mendatang, hingga tensi antara anggota OPEC, Arab Saudi dan Iran, mereda.

Perbedaan pendapat dua negara anggota OPEC tersebut membuat kesepakatan penahanan produksi minyak dunia menjadi gagal.

Sechin sendiri merupakan salah satu aliansi terdekat dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia adalah CEO Rosneft, perusahaan minyak terkemuka di Rusia.

Sechin adalah satu-satunya petinggi industri minyak yang secara terang-terangan menentang kesepakatan kerja sama dengan OPEC, bahkan setelah pemerintah Rusia secara resmi menyetujui rencana penahanan produksi minyak bersama OPEC.

Saat ini, prediksi abu-abu mengenai kerja sama dengan OPEC sudah lewat dan Sechin merasa terpanggil untuk membantu Rusia menghindari kesalahan memalukan serupa di masa depan.

"Tujuannya untuk menghalangi kartel minyak mendikte pasar. Tapi untuk OPEC, organisasi ini praktis sudah berhenti sebagai kesatuan organisasi," kata dia.

"Perusahaan (Rosneft) skeptis dari semula mengenai peluang untuk bergabung dalam kesepakatan dengan OPEC di masa seperti saat ini, apalagi dengan kondisi OPEC seperti itu," lanjut dia.

"Hanya untuk mengingatkan, satu-satunya pertanyaan yang harus diajukan untuk merespons mengenai kerja sama itu, yakni 'siapa yang harus setuju dan bagaimana?'. Perkembangan situasi yang ada sudah menjelaskan bahwa kami benar," ujar dia.

Komentar Sechin mengenai berakhirnya OPEC ketika organisasi produsen minyak dunia ini tidak bisa lagi menginterferensi harga pasar, seolah seirama dengan penunjukan menteri minyak baru di Arab Saudi, Khaled al-Falih. Sementara menteri lamanya, al-Naimi, dipecat.  

Falih, yang mulai menjabat sejak Sabtu, sudah sejak lama menyuarakan perlunya minyak dijaga di harga rendah dan Saudi punya sumber daya yang cukup untuk mencapai hal tersebut.

Bos Falih, Deputi Putra Mahkota Mohammed bin Salman, juga melihat kebijakan minyak Saudi dengan cara beda. Dia juga memberikan sinyal bahwa ke depan harga minyak adalah berdasarkan permintaan dan penawaran, dibanding OPEC menentukan harga.

Sechin sendiri mengajak masyarakat Rusia untuk memercayai bahwa harga minyak akan mengalami keseimbangan akibat fluktuasi di pasar, bukan akibat kesepakatan apa pun untuk memperbaikinya.

Kompas TV Inilah Perkiraan Penurunan Harga BBM
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com