Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pemerintah Gemar Salahkan Mafia Saat Harga Sembako Meroket?

Kompas.com - 08/06/2016, 12:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah kerap menyalahkan pihak lain saat terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok di pasaran. Salah satu alasan yang kerap terlontar dari jajaran menteri adalah adanya mafia yang mempermainkan harga pangan. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan, praktik kartel memang sudah terjadi dan membuat harga kebutuhan pokok menjadi melonjak.

"Kami sudah menghukum 32 feedloter (perusahaan penggemukan sapi). Kita buktikan bahwa mereka memang melakukan praktik kartel," ujar Ketua KPPU Syarkawi Rauf di Jakarta, Selasa (7/6/2016).

Dari kasus kartel daging sapi, KPPU menemukan fakta bahwa praktik kartel atau persaingan tidak sehat bisa terjadi di komoditas lainnya. Satu hal yang kerap dimanfaatkan pihak-pihak nakal untuk meraup keuntungan ialah rantai distribusi barang yang panjang.

"Di setiap titik itu, ada perusahaan dominan. Nah, perusahaan dominan di pasar inilah yang berpotensi melakukan persekongkolan," kata Syarkawi.

Menurut dia, persekongkolan sesama perusahaan besar biasanya dalam bentuk penetapan harga barang secara sepihak. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

Teguran Kalla

Kegemaran para menteri di Kabinet Kerja menyalahkan mafia diakui Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bahkan, secara terang-terangan, Kalla sempat menegur para menteri tersebut.

Dua menteri yang dimarahi itu ialah Menteri Pertanian Arman Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong.

"Saya selalu minta para menteri, Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian, jangan terlalu mudah mengecap pedagang itu mafia," ujar Kalla saat memberikan kuliah umum di HUT ke-49 Bulog, Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Wapres meminta kedua Menteri yang ia maksud untuk memahami persoalan yang sebenarnya terjadi di sektor pangan dan tidak asal menyalahkan orang lain.

"Masalah selalu timbul dari tingkat produksi dan kelancaran logistik. Itu harus kita pahami dulu sebelum menyalahkan orang lain," ucap Kalla yang mantan Kepala Bulog tersebut.

Kompas TV Harga Sembako di Kendal Melonjak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com