Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Internasional Minangkabau Targetkan Pertumbuhan Pendapatan Non-Aero Hingga Rp 96 Miliar

Kompas.com - 30/06/2016, 11:30 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

PADANG, KOMPAS.com - Manajemen Bandara Internasional Minangkabau menargetkan pertumbuhan pendapatan dari jasa selain terkait penerbangan atau non-aero sebesar Rp 96 miliar.

General Manager Bandara Internasional Minangkabau, Suparlan mengatakan, untuk meningkatkan pendapatan non-aero, pihaknya mulai mengoptimalkan penggunaan kios-kios yang disewa beberapa tenant.

"Pendapatan non aero kita Rp 42 miliar sampai dengan Mei 2016 , target kita Rp 96 miliar sampai 2016," ujar Suparlan di Padang, Rabu kemarin (29/6/2016).

Direktur Keuangan Angkasa Pura II, Andra Y Agussalam meminta manajemen Bandara Minangkabau untuk meningkatkan pendapatan non-aero seperti yang telah diterapkan Bandara Soekarno-Hatta.

"Perlu ditingkatkan pendapatan non-aerotika nya, beberapa tenant yang tidak diurus harus mulai ditertibkan, ini berdampak pada penghasilan non-aero kita," imbuh Andra.

Menurut Andra, daya beli masyarakat minang cukup besar. Itu menjadi potensi yang seharusnya bisa dioptimalkan manajemen Bandara Minangkabau untuk meraup pendapatan.

"Daya beli masyarakat minang tidak buruk, tinggal saya menginformasikan ke direktur komersial untuk memanfaatkan itu," ucap Andra.

Andra bahkan menyebut, pendapatan non-aero Angkasa Pura II terbesar disumbang dari Soekarno-Hatta. Terdapat beberapa tenant besar yang bisa dimaksimalkan penggunaannya.

"Nonaero terbesar AP II itu dari Soekarno-Hatta, konon kabarnya pendapatan A&W di bandara lebih besar dari gerai-gerainya di wilayah Jakarta," pungkas Andra.

Kompas TV Menhub Jonan Cek Bandara Jelang Mudik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com