Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha: Cukai Kemasan Plastik Berpotensi Rugikan Industri Daur Ulang

Kompas.com - 19/07/2016, 14:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pemerintah mengenakan tarif cukai terhadap kemasan plastik dinilai tidak efektif dan merugikan industri daur ulang.

Ketua Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim mengatakan, kebijakan tersebut akan berdampak pada kenaikan harga sampah plastik.

Christine mengungkapkan, industri daur ulang plastik sangat bergantung pada plastik kemasan bekas untuk bahan daur ulang, bahkan selama ini industrinya kerap kekurangan sampah plastik sehingga mesti mengimpor.

“Tentunya, ketika tarif cukai diberlakukan maka kian menyulitkan industri daur ulang,”ungkapnya di Jakarta pada Senin (18/7/2016).

Christine menjelaskan, pengenaan tarif cukai pada kemasan plastik juga akan berdampak pada industri makanan dan minuman karena pada saat ini sekitar 80 persen industri makanan dan minuman menggunakan kemasan plastik.

Membuat Bingung

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS) Edi Rivai menilai, pengenaaan tarif cukai kemasan plastik tidak memiliki dasar yang jelas dan hanya membingungkan.

“Jadi, alasannya tentang lingkungan, itu sulit diterima, dan bukan ini solusinya,” ujar Edi.

Dia menambahkan, plastik saat ini menjadi kemasan yang paling ideal dan belum ditemukan lenganntinya. Plastik dinilai lebih ekonomis termasuk dalam aspek teknis dan lingkungan.

Edi memaparkan bahwa dari data Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2008 lalu hampir seluruh kemasan plastik minuman atau sekitar lebih dari 96 persen sudah didaur ulang.

Perwakilan Forum Lintas Asosiasi Industri Produsen dan Penguasaha Plastik (FLAIPP) Rachmat Hidayat berpendapat, cukai plastik bertentangan dengan Undang-Undang (UU).

Menurutnya barang kena cukai harus memiliki persyaratan yang sesuai. Seperti konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya diawasi karena pemakainnya dapat menimbulkan efek negatif bagi masyarakat atau lingkungan serta tergolong barang mewah.

“Melihat persyaratan itu, kemasan plastik,tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menetapkan cukai pada kemasan plastik,” pungkas Rachmat.

Kompas TV Cukai Kemasan Plastik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com