Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencadangan Naik, Bank Permata Catat Kerugian

Kompas.com - 28/07/2016, 22:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Bank Permata Tbk mencatatkan kerugian sebesar Rp 836 miliar pada semester I 2016.

Ini disebabkan kenaikan beban pencadangan (provisions expense) sebesar 248 persen dari semester pertama tahun 2015.

Direktur Keuangan Permata Bank Sandeep Jain mengatakan, hal ini telah diantisipasi sebelumya.

Selain itu, ini merupakan bagian dari langkah-langkah perseroan untuk meningkatkan kualitas aset.

"PermataBank saat ini berada dalam posisi yang relatif lebih kuat untuk mengelola risiko yang ada ataupun yang mungkin terjadi," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (28/7/2016).

Aset likuid PermataBank meningkat sebesar 32 persen secara tahunan (YOY).

Per akhir Juni 2016, perseroan berhasil menjaga loan to deposit ratio (LDR) secara konservatif di angka 86 persen.

Adapun rasio CASA tercatat sebesar 42 persen dibanding tahun lalu sebesar 35 persen.

Perolehan ini khususnya didorong peningkatan giro dan tabungan masing-masing sebesar 22 persen dan 8 persen (YOY) melalui kombinasi program, penambahan fitur, dan sinergi dengan kedua pemegang saham utama, Astra dan Standard Chartered.

Rasio modal inti utama (common equity tier 1 atau CET-1) sebesar 14,7 persen serta rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 18,6 persen.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Bank Permata seiring sukses menggelar rights issue (hak memesan efek terlebih dahulu) di penghujung periode triwulan yang berakhir 30 Juni 2016 (konsolidasi dan sebelum audit).

"Kami dengan gembira mengumumkan bahwa PermataBank telah sukses menyelesaikan proses rights issue sebesar Rp 5,5 triliun pada Juni 2016. Dalam hal ini, jumlah peminat porsi saham untuk publik melebihi kuota yang disediakan (oversubscribed)," ujar Direktur Utama PermataBank Roy Arfandy, sembari menambahkan bahwa ini merupakan rights issue terbesar yang pernah dilaksanakan oleh bank.

Rights issue yang dilakukan oleh PermataBank merupakan bagian dari strategi komprehensif yang dilakukan bank sejak tahun lalu untuk memperkuat fondasi pertumbuhan, terutama di tengah tekanan ekonomi makro yang masih berlanjut.

Di samping memperkuat modal, kebijakan tersebut juga mencakup meningkatkan kualitas aset, menumbuhkan aset secara selektif, dan mengendalikan biaya-biaya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com