Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketidakpastian Ekonomi Global, Proyeksi Permintaan Minyak Dipangkas

Kompas.com - 12/08/2016, 10:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Agensi Energi Internasional (IEA) memangkas proyeksi permintaan minyak global. IEA memandang dunia akan mengonsumsi lebih sedikit minyak tahun depan sejalan dengan iklim ketidakpastian ekonomi global masih terua berlanjut.

Menurut proyeksi IEA, permintaan minyak global akan melambat dari 1,4 juta barrel per hari pada tahun 2016 menjadi 1,2 juta barrel per hari pada tahun 2017.

Estimasi ini turun 0,1 juta barrel per hari dibandingkan prediksi sebelumnya. Pada Rabu (10/8/2016) lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk tidak mengubah outlook permintaan minyak global untuk tahun 2017, yakni 1,15 juta barrel per hari.

Namun, OPEC merevisi ke atas permintaan global untuk tahun 2016. Mengutip CNBC, Jumat (12/8/2016), keputusan OPEC untuk merevisi ke atas permintaan minyak global untuk tahun 2016 tersebut membuat harapan persetujuan penahanan produksi minyak menjadi surut.

OPEC dijadwalkan melakukan pertemuan pada September 2016 mendatang. Harga minyak dunia yang secara rata-rata bulan Agustus 2016 berada di kisaran 45 dollar AS per barrel cenderung turun sejak Juli 2014 lalu meski sudah beberapa kali mengalami penguatan.

Tahun 2014, harga minyak dunia masih mencapai 100 dollar AS per barrel. Awalnya, penurunan harga minyak dunia secara drastis tersebut dinilai disebabkan banjirnya pasokan. Akan tetapi, ketika pertumbuhan ekonomi global semakin tergelincir, harga minyak pun ikut tergelincir.

"Dalam hal penurunan harga beberapa waktu terakhir, dinamika pasar minyak mentah memegang kunci. Minyak mentah, yang masih menjadi bagian terbesar pasar minyak global, memiliki fundamentalnya sendiri yang tidak sinkron dengan pasar secara keseluruhan," tulis analis IEA dalam laporannya. 

Kompas TV Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com