Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengeluaran Pulsa Seluler Dorong Inflasi September Mencapai 0,22 Persen

Kompas.com - 03/10/2016, 13:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi bulan September 2016 mencapai 0,22 persen. Dengan demikian inflasi tahun kalender (Januari-September 2016) mencapai 1,97 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, inflasi September utamanya disebabkan oleh lima kelompok pengeluaran, dengan jenis pengeluaran antara lain pulsa seluler, biaya sewa rumah, biaya kuliah baik tingkat akademi maupun perguruan tinggi, serta cabai merah dan listrik.

Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,29 persen.

Kecuk, panggilan Suhariyanto menuturkan, dari kelompok ini yang paling mendorong inflasi adalah biaya sewa rumah dan listrik, serta biaya perawatan rumah.

“Tarif sewa rumah menyumbang inflasi 0,03 persen, dan tarif listrik 0,02 persen. Peningkatan biaya sewa rumah ini karena peningkatan harga bangunan. Ongkos perawatan rumah juga naik,” kata Kecuk dalam paparan BPS, Senin (3/10/2016).

Sementara itu kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi sebesar 0,52 persen, dengan pengeluaran dominan pada biaya kuliah akademi dan perguruan tinggi.

Kecuk mengatakan, pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, terjadi inflasi pada pulsa seluler.

“Tarif pulsa ponsel memberikan andil terhadap inflasi 0,05 persen. Sementara tarif angkutan udara mengalami deflasi,” imbuh Kecuk.

Kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,34 persen. Dari kelompok ini, inflasi didorong dari kenaikan harga rokok filter yang memberikan andil sebesar 0,02 persen.

Adapun kelompok pengeluaran bahan makanan secara umum mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Terjadi penurunan harga sejumlah komoditas seperti beras, telur ayam ras, tarif angkutan udara, daging ayam tas, dan wortel.

“Tetapi ada kenaikan untuk cabai merah. Ini dikarenakan cuaca yang buruk, sehingga pasokan berkurang,” ucap Kecuk.

Dari 82 kota yang dilakukan observasi oleh BPS, sebanyak 58 kota mengalami inflasi, sedangkan 24 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Purwokerto dan Banyuwangi sebesar 0,02 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,06 persen.

BPS juga melaporkan inflasi inti bulan September 2016 sebesar 0,33 persen, dengan demikian inflasi inti tahun ke tahunnya sebesar 3,21 persen.

Kompas TV Isu Kenaikan Harga Rokok Menyumbang Inflasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com