Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Tak Stabil, Biaya Pencadangan Bank Naik di Tahun Depan

Kompas.com - 22/11/2016, 18:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun depan, rasio provisi atau biaya pencadangan bank diperkirakan masih akan naik. Sejumlah bankir mengatakan, kenaikan tersebut untuk mengantisipasi beberapa risiko seperti ketidakpastian terkait ekonomi global.

Hingga kuartal III 2016, rasio provisi industri perbankan sebesar 106,5 persen, naik 569 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan rasio provisi ini lantaran bank mengalokasikan kenaikan biaya pencadangan sebesar 28,78 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 139,2 triliun.

Selain itu, rasio provisi yang tinggi juga menunjukkan perbankan masih mengalami kenaikan kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) 39 basis poin yoy menjadi 3,1 persen.

Jika dilihat per kelompok bank. Kenaikan rasio provisi ini terutama dikarenakan bank umum kelompok usaha (BUKU) IV atau yang mempunyai modal inti di atas Rp 30 triliun. Rasio provisi bank BUKU IV tercatat sebesar 152,93 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon mengatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi bank membentuk pencadangan yang lebih besar.

Pertama, yakni ketika bank memperoleh laba yang cukup besar. “Kedua, jika bank mengantisipasi risiko kredit di masa mendatang akan tinggi,” ujanya, Selasa (22/11/2016).

Rasio Provisi BNI

Salah satu bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), mencatatkan rasio provisi sebesar 143,2 persen, atau naik 3,6 persen yoy. Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI mengatakan, ke depan, rasio provisi secara berharap akan dinaikkan.

“Tahun depan diharapkan rasio provisi BNI akan mendekati rasio provisi beberapa bank besar BUKU IV,” ujar Baiquni, Selasa (22/11/2016).

Kata Baiquni, pencadangan ini untuk mengantisipasi adanya potensi kredit macet tahun depan.

Sampai kuartal III 2016, NPL BNI sebesar 3,1 persen atau naik 30 basis poin secara yoy. Pada tahun depan, bank berkode saham BBNI ini mengharapkan NPL akan berada di bawah 3 persen. (Galvan Yudistira)

Kompas TV Jokowi Minta Bank Turunkan Biaya Rekening
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com