Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tak Minati TPP, Giliran RCEP Naik Pamor

Kompas.com - 23/11/2016, 13:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah memutuskan untuk menarik rencana AS dari kemitraan datang Trans Pacific Partnership (TPP).

Dengan demikian, hal ini diperkirakan bakal meningkatkan pamor perjanjian dagang Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Apa itu RCEP? Sejatinya, RCEP terdiri dari 10 anggota ASEAN plus Australia, Selandia Baru, Tiongkok, India, Korea, dan Jepang.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, negara-negara anggota RCEP cenderung mendorong agar perundingan dipercepat. "Bahkan, Chili menyatakan untuk dapat dipertimbangkan masuk ke RCEP," katanya, Selasa (22/11/2012).

Lantas, apa untung rugi RCEP bagi Indonesia?

Menurut Enggartiasto, dalam perundingan RCEP, ada beberapa hal yang bisa menguntungkan Indonesia. Misalnya, akses pasar produk pertanian ke India, Jepang dan China. Hambatan tarif dan non tarif akan sedikit tereliminir jika RCEP berjalan.

Sementara menurut Kepala Departemen Ekonomi Center For Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri, bila TPP batal diimplementasikan, persaingan dengan beberapa negara tetangga, seperti Vietnam dalam peningkatan akses pasar ke negara-negara anggota TPP menjadi lebih ringan.

Di sisi lain, bila TPP tak jadi dilaksanakan, potensi negara tujuan ekspor Indonesia bisa berkurang. Padahal, negara-negara anggota TPP merupakan negara dengan tingkat konsumsi tinggi.

Lebih lanjut Yose mengatakan, anggota RCEP memiliki pangsa pasar yang besar. Namun, kata Yose Rizal, dari sisi  tingkat konsumsi, negara-negara ini masih rendah. Alhasil, kinerja ekspor ke negara RCEP tak akan setinggi ekspor ke negara TPP.

Alternatif Lain

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani bilang, TPP akan sulit berjalan bila motor perjanjian itu yakni AS sudah berubah haluan.

Tapi, "Semua kemungkinan free trade dengan negara lain bisa kita eksplor," katanya.

Menurut Rosan, beberapa perjanjian dagang yang bisa dimaksimalkan, yakni Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang diharapkan selesai pada 2017. 

Selain itu, ada pula Indonesia  European Union Comprehensive Economic Partnership (IEU-CEPA) yang akan rampung dalam dua tahun ke depan. Poin utama perjanjian dagang ini sudah disetujui.

"Dengan TPP melemah, free trade Indonesia dengan negara lain bisa didorong dan dikembangkan untuk membuka pasar," katanya. (Handoyo)

Kompas TV RI Minta Dukungan Cile
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com