Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Forpesi: Desa Teraliri Listrik Bisa Tekan Migrasi ke Perkotaan

Kompas.com - 29/11/2016, 11:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Forum Purnabakti Eselon Satu Indonesia (Forpesi) Iskandar Andi Nuhung mengatakan, saat ini masih ada 12.659 desa yang belum sepenuhnya terang. Bahkan sebanyak 2.519 desa diantaranya masih gelap gulita.

Menurut Iskandar, kondisi ini tidak seharusnya terjadi. Sebab fungsi listrik amat strategis, terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kalau listrik ada di desa, maka masyarakat desa bisa beraktivitas yang menghasilkan uang. Misal membuat es krim, membuat kerajinan," kata Iskandar dalam Seminar Indonesia Terang 2019 dengan Energi Terbarukan Ramah Lingkungan, di Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Dengan munculnya aktivitas ekonomi di perdesaan, maka masyarakat di desa menjadi betah tinggal di desa. Hal tentu saja baik, karena dapat menghambat migrasi masyarakat desa ke perkotaan.

"Bisa saja, masyarakat perkotaan yang pindah ke desa karena di desa oksigennya masih banyak," kata dia lagi.

Dengan adanya aliran listrik, maka program keluarga berencana yang digalakkan pemerintah juga bisa berjalan optimal. Sebab, kata Iskandar, selama ini angka kelahiran di perdesaan lebih tinggi dibandingkan di perkotaan.

Ia menengarai, hal itu dikarenakan kurangnya hiburan di perdesaan lantaran minimnya aliran listrik.

Energi Terbarukan

Dalam kesempatan itu, Iskandar juga menyampaikan, pemenuhan kebutuhan listrik ke depan sudah seharusnya mempertimbangkan pemanfaatan energi terbarukan. Sebab, energi fosil yang menjadi andalan selama ini makin terbatas.

"Saat ini masih sangat jarang dikembangkan listrik dengan energi terbarukan. Padahal Indonesia punya potensi luar biasa, matahari, panas bumi, air angin, biomass. Bahkan energi baru nuklir bisa membantu melengkapi kebutuhan sumber energi," ucap Iskandar.

Dengan pemanfaatan sumber energi lokal terdekat, maka pemenuhan listrik seharusnya tidak bergantung pada pembangkitan di pusat atau di Jawa.

"Tidak perlu membentangkan kabel dari Aceh sampai Papua," pungkas dia.

(Baca: Presiden Minta Jonan, di 2019 Seluruh Desa Terpencil Teraliri Listrik)

Kompas TV Jokowi Targetkan 2019 Papua Bisa Nikmati Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com