Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU Monitor Dugaan Permainan Harga Cabai di Level Bandar

Kompas.com - 30/01/2017, 20:30 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M Syarkawi Rauf mengaku pihaknya sedang memonitor kemungkinan adanya permainan harga cabai rawit di dalam rantai distribusi, terutama di level bandar.

Menurut dia selisih harga antara harga di kalangan petani dan di pasaran terlalu tinggi. KPPU menilai lonjakan harga di pasar untuk harga cabai kelihatan tidak rasional dan tidak masuk akal.

"Kenapa? Karena harganya terlalu tinggi. Sampai Rp 120.000-Rp 140.000 (per kilogram) di pasaran. Harga yang terbentuk seperti ini bisa disebabkan oleh permainan itu. Makanya kita aktif melakukan monitoring," katanya saat inspeksi mendadak (sidak) sidak petani cabai di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Senin (30/1/2017).

Syarkawi menjelaskan, selama ini rantai distribusi cabai dari petani hingga ke pasaran sangat panjang. Dari hasil sidak yang dilakukannya selama ini, petani menjual cabai rawit kepada pengepul.

Kemudian pengepul menjualnya kepada bandar di daerah setempat. Bandar itu lalu mengirimnya ke bandar yang ada pasar - pasar induk. Lalu didistribusikan ke agen, dari agen ke retailer kemudian sampai ke konsumen.

"Ini kan lumayan panjang. Dan di setiap rantai distribusi itu ada margin," imbuhnya.

Selain itu, dari skema distribusi itu, ia mengaku menemukan jumlah bandar yang terbatas. Dengan demikian, pasar cabai di level bandar menjadi terpusat dan sangat berpeluang terjadi adanya permainan harga.

"Mereka (bandar) ini lah yang menguasai pembelian cabai dari pengepul dan menguasai penjualan ke agen. Nah, otomatis di level ini yang paling mudah untuk menentukan harga" jelasnya.

Namun begitu, hingga saat ini Syarkawi mengaku belum menemukan adanya indikasi kuat yang mengarah pada pelanggaran persaingan usaha. Namun jika terbukti ada perilaku yang mengarah pada pelanggaran persaingan usaha, ia mengku akan menindaknya dengan tegas.

"Kami di KPPU, sedang memonitor ini. Nah ini belum bisa kami simpulkan apakah ada dugaan permainan harga di bandar atau tidak," ungkapnya.

Tidak hanya itu, ia juga akan membuat surat rekomendasi kepada Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan atas temuan yang didapatkannya.

"Berdasarkan kewenangan yang kami punya, kami akan menyusun rekomendasi - rekomendasi kepada Kementerian Pertanian maupun ke ke Kementerian Perdagangan terkait dengan tata niaga maupun produksi cabai rawit ini," jelasnya.

Kompas TV Gejolak Cabai Capai Harga RP 120 ribu Perkilo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com