Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APKI: Industri Kertas Nasional Masih Hadapi Berbagai Hambatan

Kompas.com - 31/01/2017, 06:27 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) meminta pemerintah untuk dapat menghilangkan berbagai kendala yang menghambat industri pulp dan kertas di Indonesia.

Ketua APKI Aryan Warga Dalam mengatakan, kendala yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas adalah bahan baku, terkait harga gas industri, dan juga Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.

Menurut dia, harga gas untuk industri pulp dan kertas sangat tidak efisien. Saat ini, harganya mencapai 9 sampai 11 dollar AS per Million British Thermal Unit (MMbtu). Sementara di negara lain harga gas industri di bawah itu.

"Mahalnya harga gas menjadi salah satu beban industri pulp dan kertas," kata Aryan saat pelantikan pengurus APKI periode 2016-2021 di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Senin (30/1/2017).

Dia berharap, dengan adanya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 16 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Harga dan Penggunaan Gas Bumi Tertentu, pemerintah segera menurunkan harga gas untuk industri ini.

Isu lainnya adalah mengenai pasokan garam industri. Saat ini, pasokan kebutuhan garam industri sudah menipis, sementara izin impor belum keluar.

"Kami berharap izinnya bisa segera keluar supaya tidak mengganggu produksi," ujarnya.

Lainnya terkait dengan Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Menurutnya, aturan tersebut berpotensi mengurangi jumlah luasan Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai sumber bahan baku industri pulp.

Sementara itu, pasokan bahan baku juga terganggu dengan adanya Peraturan Menteri Perdagangan No 31 Tahun 2016 tentang Ketentuan Impor Limbah Non Bahan Berbahaya Beracun.

Dengan itu, industri kertas mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku kertas bekas. Jika hambatan-hambatan tersebut tidak diselesaikan, maka industri pulp dan kertas akan terancam dan sulit bersaing.

Pada 2015, industri pulp dan kertas menyumbang devisa negara mencapai 5,3 miliar dollar AS. Indonesia juga menduduki peringkat ke enam di dunia untuk produksi kertas dan peringkat ke 10 untuk produksi pulp.

APKI menargetkan industri pulp tahun ini bisa tumbuh tiga hingga empat persen sehingga ekspor pun bisa meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com