Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Tradisi Leluhur di Pasar Apung Lok Baintan Kalimantan Selatan

Kompas.com - 29/03/2017, 12:28 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Sejak puluhan tahun silam, perekonomian masyarakat erat kaitannya dengan pasar rakyat. Berbagai hasil perkebunan, laut, hingga pertanian menjadi barang-barang kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu ditemui dalam pasar.

Uniknya Indonesia sebagai negara dengan kepulauan dengan gugusan pulau sebanyak 17.000 lebih dari Sabang hingga Marauke memiliki ciri khas masing-masing terkait pasar rakyat.

Salah satunya di Pasar Terapung Sungai Martapura, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, masyarakat lebih mengenalnya dengan pasar terapung Lok Baintan yang telah ada sejak zaman Kesultanan Banjar pada tahun 1520 hingga 1860 masehi.

Beberapa tahun lalu, pasar terapung menjadi populer setelah salah satu stasiun televisi swasta membuat tayangan iklan dengan lokasi shooting pasar terapung di Sungai Barito.

Tak seperti pasar pada umunya, pasar terapung Lok Baintan dilakukan di atas Sungai Martapura dengan menggunakan sampan kayu sebagai lapak-lapak untuk menajajakan hasil bumi.

Bukan hanya pedagang, pembeli pun juga menggunakan sampan untuk melakukan proses jual beli di pasar terapung Lok Baintan. Perbedaan lain adalah seluruh penjual di pasar terapung Lok Baintan dilakukan oleh kaum hawa atau perempuan.

Aktivitas perdagangan dimulai saat matahari terbit pada pukul 06.00 Waktu Indonesia Tengah (WITA) sampai dengan pukul 09.30 WITA.

Pantauan Kompas.com, saat langit masih gelap sepanjang pesisir aliran Sungai Martapura Lok Baintan akan terlihat perahu-perahu kecil menuju lokasi pasar terapung.

Pedagang dan petani secara serempak menuju pasar terapung untuk memasarkan hasil kebun atau lahan pertanian miliknya, semilir angin di pagi hari dan arus deras Sungai Martapura bukan menjadi halangan bagi mereka.

Umumnya mereka berasal dari berbagai anak Sungai Martapura, seperti Sungai Lenge, Sungai Bakung, Sungai Paku Alam, Sungai Saka Bunut, Sungai Madang, Sungai Tanifah, dan Sungai Lok Baintan.

Hingga kini tradisi para leluhur di pasar terapung Lok Baintan masih terjaga dengan alami. Bahkan kini menjadi potensi pariwisata sungai Banjarmasin yang tengah dikembangkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat.

Perahu Kelotok

Salah satu pengemudi perahu kelotok pariwisata Heri (35) mengatakan, dengan adanya pasar terapung Lok Baintan sudah mampu menarik wisatawan dari dan luar negeri untuk pariwisata sungai.

"Disini kalau hari libur semakin ramai, turis juga sering datang, pasar apung mulainya jam enam pagi dan jam sembilan bubar, tapi kalau ramai semakin lama juga," ujar Hari kepada Kompas.com saat menyusuri Sungai Martapura menuju pasar terapung Lok Baintan.

Heri mengatakan, dengan adanya potensi pariwisata tersebut membuat pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar meningkat salah satunya usaha perahu kelotok wisata sungai.

Halaman:


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com