Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah “Brexit,” Akan Muncul “Frexit”?

Kompas.com - 05/04/2017, 05:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

LONDON, KOMPAS.com – Lebih dari separuh pemilih di Perancis ingin negaranya tetap menjadi anggota Uni Eropa.

Akan tetapi, yang mengejutkan adalah tidak sedikit pula pemilih yang menghendaki Perancis mengikuti jejak Inggris untuk keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Hal itu terungkap dalam laporan riset yang dilakukan oleh Citi.

“Sebanyak 54 persen menginginkan adanya referendum terkait keanggotaan Uni Eropa. Namun demikian, 72 persen menentang (Perancis) untuk keluar dari (mata uang) euro untuk kembali ke franc,” tulis Citi dalam laporannya yang bertajuk “French 2017 elections: Who will gain momentum in the final stretch?” seperti dikutip dari CNBC, Rabu (5/4/2017).

Angka tersebut diperoleh dari survei yang dilakukan secara online terhadap 1.001 orang responden. Survei tersebut digelar pada 7 dan 8 Maret 2017 di Perancis.

Pemilihan presiden Perancis hanya tinggal beberapa minggu lagi dan tampak jelas bahwa Perancis tidak puas dengan politik Eropa. Namun, pada saat yang sama, warga Perancis juga takut akan dampak ekonomi yang timbul jika Perancis keluar dari keanggotaan Uni Eropa.

Calon presiden Marine Le Pen dari Partai Front Nasional sudah berjanji untuk menyelenggarakan referendum yang menuntut Perancis keluar dari Uni Eropa dan pemberlakukan mata uang tunggal dalam enam bulan pertamanya jika terpilih sebagai presiden menggantikan Francois Hollande.

Menurut laporan Citi, hanya 20 persen probabilitas Le Pen akan menjadi presiden. Citi menyatakan, tidak ada jajak pendapat yang menunjukkan bahwa Le Pen memiliki kapabilitas untuk memenangkan pilpres putaran kedua melawan Francois Fillon atau Emmanuel Macron.

“Berdasarkan bukti, kami meyakini probabilitas menang setiap calon adalah sebagai berikut, Fillon 40 persen, Macron 35 persen, Le Pen 20 persen, dan Benoit Hamon 5 persen,” ungkap Citi.

Proyeksi Citi ini dianggap cukup mengejutkan. Pasalnya, jajak pendapat yang dilakukan sejak Januari 2017 telah mengindikasikan bahwa Emmanuel Macron yang kemungkinan besar berada pada peringkat teratas dan menang atas Le Pen.

Adapun jajak pendapat yang dilakukan oleh Le Monde/Cevipof menunjukkan Macron menang pada putaran pertama, dengan persentase probabilitas 25 persen. Ia diprediksi akan mengalahkan Le Pen pada putaran kedua, dengan persentase probabilitas 61 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com