Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Produk Kayu Indonesia ke Eropa Mencapai Rp 5,2 Triliun

Kompas.com - 12/04/2017, 21:06 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Ekspor produk kayu ke pasar Uni Eropa dari Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Sejak 15 November 2016 Hingga 31 Maret 2017, total ekspor produk kayu yang tercatat sebanyak 364.735 ton.

"Kami sudah terbitkan 14.548 lisensi untuk produk ekspor kayu, nilainya 400.156.188 dollar AS atau setara Rp 5,2 triliun," kata Laksmi Dhewanti, staf Ahli bidang Industri dan Persagangan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di sela kegiatan 'Diseminasi Capaian Penerbitan Lisensi FLEGT Indonesia, di Semarang, Rabu (12/4/2017).

Laksmi mengatakan, meningkatnya pasokan kayu ekspor ke Eropa tidak terlepas dari keberhasilan Indonesia memberlakukan sistem verifikasi dan legalitas kayu.

Pola itu cukup relevan untuk memenuhi sebagai syarat uji tuntas dalam aturan Perkayuan Uni Eropa. Indonesia sendiri diterima dalam sistem Uni Eropa sejak 15 November 2016. Jauh sebelum itu, sistem SVLK sudah mulai dijalankan mulai 2006.

Pada 2009, Indonesia mengembangkan dokumen V-Legal hingga sekarang ini. Pengembangan dokumen itu, berimbas positif pada kemudahan masuknya produk kayu. Produk dari Indonesia bebas masuk ke wilayah Uni Eropa.

"Indonesia saat ini sudah ada jalur khusus (hijau), jadi masuk tanpa ada pemeriksaan. Saat ini Uni Eropa sudah melarang dan merima produk kayu tanpa legalitas. Kalau mau masuk ke Eropa harus pakai dokumen," kata dia.

Laksmi menegaskan bahwa pemberlakuan dokumen legal ini bukan bentuk upaya menyusahkan dunia usaha. Justru pemberlakuan untuk meningkatkan dan mempermudah dunia usaha.

Pemberlakuan aturan, sambung dia, juga bentuk peningkatan nama Indonesia di mata dunia. Indonesia tidak lagi dikenal menjadi negara penghasil kayu dari illegal logging.

"Secara logis, ini meningkatkan penerimaan. Kalau ada dokumen legal, Eropa mau beli. Ini bukan hanya aspek legal, tapi ada aspek keberlanjutan, jadi harus bisa memanage hutan secara lestari," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com