Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AIPI Serahkan Rekomendasi Pengembangan Sains, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kompas.com - 12/05/2017, 19:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menyerahkan dua buku kepada Kemenristek-Dikti dan Bappenas, Jumat (12/5/2017).

Adapun buku tersebut berisi mengenai rekomendasi dan kajian mengenai pengembangan sains, teknologi, dan pendidikan tinggi di Indonesia menuju 2045.

"Kami berharap rekomendasi yang kami berikan dapat membantu pemerintah menyusun kebijakan. Terutama bagi pengembangan sains, teknologi, dan pendidikan agar Indonesia semakin maju," kata Sangkot Marzuki selaku Ketua AIPI, di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Jumat.

Sangkot menjelaskan, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam bidang ekonomi, sosio demografi, dan tata pemerintahan pada abad ke-21 ini.

Di sisi lain, Indonesia berpeluang menjadi salah satu ekonomi besar di dunia. Menurut dia, banyak tantangan yang harus dijawab agar Indonesia menjadi negara dengan ekonomi besar.

Seperti kemampuan transformasi dari negara berpendapatan menengah ke bawah menjadi negara maju berpendapatan tinggi. Kemudian memanfaatkan bonus demografi dengan menyediakan pendidikan yang tepat serta lapangan kerja bagi masyarakatnya, dan lain-lain.

"Apakah Indonesia kemudian kita lihat sebagai negara yang ekonomi semakin maju, tapi kesenjangan semakin lebar? Kalau demikian, berarti ada something wrong di dalam public policy (yang diterapkan) di Indonesia," kata Sangkot.

Adapun dua buku yang diberikan adalah Buku Putih Sains, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia 2045. Serta buku berjudul, "Era Disrupsi: Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia".

Buku putih berisi masukan dan rekomendasi kepada pemerintah untuk mendukung penyusunan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2015-2019 dan periode selanjutnya sampai 2045.

Sangkot menjelaskan, buku putih yang disusun selama sekitar satu tahun ini menyoroti kondisi sains, teknologi, dan pendidikan tinggi di Indonesia. Penulis juga mempelajari pengalaman negara-negara yang berhasil mengembangkan sains dan teknologi sebagai faktor pendorong kemajuan ekonomi.

"Sebagai penutup, disusunlah rekomendasi kebijakan agar Indonesia mampu keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah dan mampu mengembangkan sains, teknologi, serta pendidikan tinggi. Agar dapat bertransformasi menjadi negara maju," kata Sangkot.

Sementara itu, buku "Era Disrupsi: Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia" berisi rekomendasi untuk menghadapi dampak perubahan ilmu pengetahuan pada pendidikan tinggi Indonesia.

Buku tersebut memuat mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan pendidikan tinggi di Indonesia. Kemudian menganalisa beberapa komponen pendidikan tinggi. Seperti peran perguruan tinggi, disiplinaritas, pengajaran dan kurikulum, penelitian, serta kaitannya dengan mahasiswa.

"Dua buku ini disusun atas dukungan dari Knowledge Sector Intiative (KSI), sebuah kerja sama antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia untuk mendorong pemanfaatan pengetahuan dalam penyusunan kebijakan," kata Sangkot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com