Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi RI Membaik, Saham Unggulan Ini Bisa Dikoleksi

Kompas.com - 05/07/2017, 18:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sentimen positif mewarnai pasar saham Indonesia setelah libur Lebaran usai. Presiden Joko Widodo mengatakan, ada beberapa hal positif yang mendorong optimisme pasar.

Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal dua tahun ini bakal lebih baik dibanding pencapaian kuartal pertama yang tumbuh 5,01 persen meskipun belanja pemerintah diperkirakan belum optimal karena adanya libur Lebaran dan konsumsi masyarakat yang dipengaruhi biaya keperluan sekolah pada bulan Juli ini.

Pemerintah pun merevisi target pertumbuhan gross domestik produk (GDP) menjadi 5,2 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,1 persen untuk sepanjang 2017.

"PT Bahana Sekuritas masih meyakini GDP akan tumbuh 5,3 persen pada tahun ini, didukung oleh konsumsi masyarakat, investasi, ekspor, dan meningkatnya belanja pemerintah pada kuartal III dan IV," ungkap Kepala Riset Bahana Sekuritas Harry Su dalam laporannya, Rabu (5/7/2017).

Sejalan dengan perbaikan ekonomi dan telah berakhirnya kegaduhan politik, arus modal asing terus mengalir ke pasar keuangan Indonesia, hal ini tercermin pada peningkatan cadangan devisa yang masih berlanjut sejak awal tahun hingga akhir Mei yang lalu telah mencapai 124,95 miliar dollar AS dari posisi Januari sebesar 116,85 miliar dollar AS.

Dengan berbagai data pendukung positif, Bahana merekomendasikan beli untuk 10 saham unggulan.

Yakni Astra Internasional (ASII) dengan target harga Rp 10.000, Bank Mandiri dengan target harga Rp 15.000, Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan target harga Rp 8.000, Semen Indonesia (SMGR) dengan target harga Rp 11.600, Bank CIMB Niaga (BNGA) dengan target harga Rp 1,500, Ciputra Development (CTRA) dengan target harga Rp 1.800, Mitra Adiperkasa (MAPI), dengan target harga Rp 8.300. 

"Saham Jasa Marga dan Summarecon Agung kami keluarkan dari daftar 10 saham unggulan karena harga JSMR telah melampaui target harga yang kami perkiraankan sebelumnya. Sedangkan untuk sektor properti, kami keluarkan Summarecon karena kurang nyaman nya kondisi persaingan dengan adanya kompetisi dari pemain China, " ujar Harry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com