Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rokok Sumbang Kemiskinan di Kota dan Desa

Kompas.com - 17/07/2017, 15:08 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti naiknya jumlah penduduk miskin Indonesia, yang mencapai 27,77 juta orang pada Maret 2017. Jumlah penduduk miskin ini naik sekitar 6.900 orang dibandingkan September 2016.

Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, Senin (17/8/2017), faktor yang paling besar menyumbang kemiskinan yakni bahan makanan yang dikonsumsi penduduk mencapai 73 persen.

Jika dirinci lebilh lanjut, dari faktor bahan makanan yang dikonsumsi penduduk tersebut, beras menjadi penyumbang terbesar pada kemiskinan. 

Kontribusi beras pada kemiskinan dari data BPS terbaru (17/7/2017) yakni sebesar 20,11 persen di perkotaan dan 26,46 persen di pedesaan.

Kemudian, di urutan kedua ditempati oleh rokok. Kontribusi rokok untuk kemiskinan di perkotaan mencapai 11,78 persen dan di pedesaan sebesar 11,53 persen, berdasarkan data terbaru BPS (17/7/2017). 

(Baca: Tekan Kemiskinan di Bawah 10 Persen pada 2018, Apa Langkah Pemerintah?)

Kontribusi rokok terhadap kemiskinan lebih tinggi dari daging sapi, telur ayam, daging ayam, mie instan, gula pasir, hingga tahu.

Kontribusi rokok juga di atas biaya komoditi bukan makanan seperti perumahan, listrik, hingga bensin sekalipun.

Komposisi ini menurut BPS tidak jauh berbeda dari data September 2016 lalu.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk memotret kondisi riil konsumsi penduduk Indonesia untuk melihat kedalaman tingkat kemiskinan.

Oleh karena itu, BPS juga memotret konsumsi rokok masyarakat meski diakui hal itu kerap menjadi perdebatan akademis.

Menurut Suhariyanto, bila rokok dikeluarkan dari hitungan, maka potret kemiskinan menjadi tidak riil.

"Bagaimana ke depan supaya rokok tidak menjadi komoditas yang berkontribusi besar? Ya tingkatkan kesadaran bahwa rokok enggak bagus, kampanye digencarkan, meskipun saya tahu itu susah," kata Suhariyanto.

(Baca: Naiknya Tarif Listrik, Pulsa, dan Rokok, Dongkrak Inflasi April 2017)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com