Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap Bisnis Wismilak Semakin Mengepul

Kompas.com - 17/07/2013, 10:56 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — 
Bisnis rokok masih terus mengepul tahun ini. Produsen rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) memproyeksikan bisa meraup pendapatan sekitar Rp 800 miliar sampai akhir semester I-2013, naik sekitar 40 persen ketimbang periode serupa tahun lalu yang sekitar Rp 560 miliar.

Penopang terbesar pendapatan berasal dari salah satu produk andalan Wismilak, yakni Diplomat, yang berkontribusi sebesar 60-70 persen dari total pendapatan.

Sekretaris Korporat Wismilak Inti Makmur Surjanto Yasaputera menuturkan, proyeksi pendapatan di semester I ini masih selaras dengan target pendapatan yang dipatok sampai akhir 2013 yang sebesar Rp 1,6 triliun. "Penopang terbesar dari merek Diplomat, disusul produk yang lain, merek Galant," katanya kepada KONTAN, Selasa (16/7/2013).

Adapun proyeksi laba tahun ini masih sama dengan target awal, yakni Rp 120 miliar. Keyakinan ini berkaca dari proyeksi laba bersih di semester I-2013 yang mencapai Rp 60 miliar, naik sekitar 54 persen ketimbang laba bersih periode sama tahun 2012.

Keberhasilan Wismilak menggenjot kinerja ini tidak terlepas dari belanja modal yang sudah dihabiskan perusahaan pada semester I-2013 ini yang diperkirakan sebesar Rp 44 miliar-Rp 45 miliar. Belanja modal ini terpakai untuk penambahan mesin produksi, perbaikan sistem teknologi informasi, serta penambahan armada distribusi.

Pangsa pasar kecil

Sayangnya, Surjanto tidak bisa membeberkan berapa porsi masing-masing dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini. Dia hanya mengatakan belanja modal yang terserap masih sesuai rencana awal tahun. "Belanja modal yang sudah terserap di luar pembelian mesin baru," paparnya.

Saat ini, kapasitas produksi produsen rokok yang berbasis di Surabaya ini sekitar 3 miliar batang per tahun. Hingga semester I-2013 ini, menurut Surjanto, Wismilak sudah memproduksi 1,2-1,3 miliar batang.

Surjanto menambahkan, Wismilak mendatangkan mesin baru ini pada Agustus 2013 dan bisa berproduksi komersial di September 2013. Kapasitas produksi mesin baru ini sekitar 1,5 miliar batang per tahun. "Biasanya masa percobaan sekitar satu hari sampai dua hari, setelah itu bisa berproduksi penuh," katanya.

Surjanto mengakui, pangsa pasar Wismilak saat ini masih kecil, yakni 1 persen dari total pasar rokok kretek nasional. Rokok kretek masih mendominasi pasar rokok domestik, yakni menguasai 94 persen pasar rokok nasional. Rokok putih mencuil 6 persen dari total pasar rokok. (Aceng Nursalim)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com