Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tidak Akan Jadi Negara Maju jika...

Kompas.com - 31/07/2013, 19:41 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menganggap Indonesia ke depan masih berpotensi untuk menjadi negara maju. Namun, semuanya bisa gagal jika Indonesia tidak mampu menghentikan ekspor bahan mentah.

"Stop ekspor barang mentah. Bangsa ini tidak akan pernah maju karena dapat devisa dari menjual bahan mentah," kata Hatta saat ditemui di Hotel Cempaka Jakarta, Rabu (31/7/2013).

Hatta menegaskan, untuk bisa membangun masa depan, pemerintah harus fokus menata sumber energinya, termasuk sumber daya alam yang dimiliki di semua wilayah di Indonesia. Untuk itu, Indonesia perlu kedaulatan untuk menata sumber daya alam.

Hatta mengaku bahwa para duta besar negara sahabat langsung mendatanginya dan memprotes tindakan serta kebijakan Hatta setelah ia mengumumkan kebijakan itu. "Kalau begini berarti kemudian industri kami mati semua," kata Hatta mengutip pernyataan duta besar tersebut.

Meski dikecam, Hatta mengaku tidak gentar dan menganggap bahwa Indonesia juga ingin menjadi negara maju dengan cara membangun industrialisasi dari mineral yang terkandung di dalam tanah Indonesia.

Di sisi lain, Hatta juga ingin semua industri menerapkan hilirisasi sehingga industri tidak menjual barang mentahnya ke luar negeri tanpa nilai tambah apa pun.

Sekadar catatan, meski menjadi negara pengekspor beberapa komoditas (batu bara, nikel, dan sejumlah mineral lainnya), Indonesia juga masih mengimpor sejumlah kebutuhan, misalnya bahan bakar minyak (BBM), daging, bahkan bawang putih.

Hatta ingin agar kebijakan menjaga kelangsungan sumber daya alam (SDA) tersebut bisa diteruskan, apalagi untuk persiapan anak cucu di masa mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com