Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun dari Level Tertinggi 2 Tahun

Kompas.com - 30/08/2013, 07:33 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak dunia turun pada Kamis (29/8/2013) waktu setempat (Jumat pagi WIB) setelah melonjak selama dua hari. Pasar mengamati kemungkinan penundaan aksi militer pimpinan AS terhadap Suriah atas dugaan peran Damaskus dalam serangan senjata kimia.

Setelah mencapai tertinggi dua tahun pada Rabu karena kekhawatiran tentang eskalasi perang sipil Suriah, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 1,39 dollar AS menjadi 108,80 dollar AS per barrel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober juga turun 1,39 dollar AS menjadi 115,16 dollar AS per barrel.

Antisipasi tindakan keras Barat di Suriah pada Selasa dan Rabu telah mendorong WTI menjadi 112,24 dollar AS, tingkat tertinggi sejak awal Mei 2011. Sementara Brent melonjak menjadi 117,34 dollar AS, tingkat yang terakhir terlihat pada akhir Februari.

"Kemungkinan penundaan dalam serangan militer pimpinan AS di Suriah telah membantu menenangkan kekhawatiran atas gangguan pasokan Timur Tengah," kata pedagang Matt Osborne dari perusahaan pialang Inenco yang berbasis di Inggris.

"Minyak WTI telah turun dari tingkat tertinggi dua tahun juga dibantu oleh stok minyak mentah AS yang lebih tinggi dari perkiraan, yang naik ke tertinggi dalam empat bulan."

Sekjen PBB Ban Ki-moon pada Kamis mengatakan tim penyelidiknya akan melaporkan pada akhir pekan ini tentang dugaan serangan senjata kimia di Suriah sehingga Amerika Serikat dan sekutunya menahan diri dari aksi militer penghukuman segera terhadap Damaskus.

Presiden AS Barack Obama mengatakan, ia belum menandatangani rencana untuk menyerang Suriah atas serangan yang para aktivis katakan menewaskan ratusan orang dan mengancam akan menarik Barat ke dalam konflik di negara itu.

Sebuah pengeboman udara Barat telah terlihat awal pekan ini, tetapi sekutu AS enggan bertindak sebelum mendengar hasil penyelidikan PBB tentang penggunaan senjata kimia yang diduga pada serangan Rabu lalu.

"Kekhawatiran atas tindakan militer segera Barat di Suriah telah agak berkurang setelah Pemerintah Inggris, salah satu sekutu terdekat Amerika, mengatakan akan menunggu hasil penyelidikan PBB atas dugaan serangan senjata kimia sebelum memutuskan akan mengambil tindakan," kata analis GFT Fawad Razaqzada.

Meskipun Suriah bukanlah produsen minyak utama, para pedagang mengkhawatirkan konflik akan lebih luas di kawasan Timur Tengah yang kaya minyak mentah, termasuk tetangganya Irak, yang menjadi pengekspor minyak utama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com