Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Kontraktor Tambang Bisa Susut 50 Persen

Kompas.com - 17/09/2013, 11:22 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Harga jual batubara yang masih rendah membuat Asosiasi Jasa Pertambagan Indonesia (Aspindo) memproyeksikan investasi di sektor ini bakal susut 20 persen menjadi Rp 9,8 triliun dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya. Bahkan, apabila kenaikan royalti dan bea keluar diterapkan tahun 2014 mendatang, pengusaha memperkirakan investasi pembelian alat berat untuk industri ini akan susut hingga mencapai 50 persen.

Bambang Tjahjono, Wakil Ketua Aspindo bilang, sekarang ini saja, dengan penurunan harga jual batubara, sudah banyak alat berat milik pengusaha yang belum sepenuhnya terpakai di industri tambang. "Kami perkirakan bisa lebih dari 50 persen penurunan investasi kalau royalti dan bea keluar diterapkan," kata Bambang yang juga menjabat sebagai Direktur Pamapersada Nusantara, beberapa waktu lalu.

Karena itu, Bambang meminta pemerintah tidak buru-buru untuk menerapkan kebijakan tersebut. Menurutnya, kenaikan royalti untuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan penarikan bea keluar seharusnya berlaku progresif, yakni dikenakan apabila harga batubara telah meningkat menjadi 100 dollar AS per ton.

Sementara itu, Yovie Priadi, Direktur Utama PT Cipta Kridatama menjelaskan, akibat masih rendahnya harga jual batubara, perusahaan batubara diminta oleh beberapa pemilik tambang untuk renegosiasi tarif jasa kontraktor. "Hal ini juga mendorong kami untuk melakukan efesiensi agar margin keuntungan masih bisa maintain," imbuhnya.

Dirjen Minerba Kementerian ESDM Thamrin Sihite menyatakan, seluruh masukan pengusaha tambang maupun Aspindo hanya akan menjadi masukan bagi pemerintah dalam penerapan kebijakan di sektor minerba. (Muhammad Yazid, Agustinus Beo Da Costa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com