Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Ragu Adanya Transfer Teknologi dalam APEC

Kompas.com - 14/11/2013, 12:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Perekonomian Hatta Rajasa meragukan akan adanya transfer teknologi dalam kerjasama ecotech pada kerangka Forum Kerjasama Asia Pasifik (APEC). Artinya kata dia, transformasi ekonomi dengan meningkatkan capacity building pun tak boleh terlalu mengandalkan asing. Pasalnya dalam kerjasama internasional, masing-masing negara memiliki kepentingan yang bakal diproteksi.

"Saya berikan contoh mengapa begitu ngototnya negara maju tidak memasukkan CPO dalam EG List. Dari sekian produk yang dikatakan ramah lingkungan, sesungguhnya juga terdapat protection terhadap produk tertentu," kata Hatta dalam diskusi tentang kesepakatan APEC di Lembaga Ketahanan Nasional di Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Hatta mengklaim sudah berkali-kali meminta pihak yang berkepentingan dengan komoditas itu untuk melakukan penelitian sehingga bisa memberikan argumentasi yang scientific based. Karena lanjut Hatta, bahkan dalam kerjasama yang tak mengikat seperti APEC tak ada satu pun negara yang betul-betul dengan sukarela melakukan kerjasama ecotech dan fasililitasi perdagangan.

Hal itu lantaran masing-masing negara memiliki komoditas unggulan yang harus bersaing dalam liberalisasi perdagangan dan investasi. "Apakah ada kepentingan yang bicara sukarela? Tidak. Artinya, kesepakatan APEC ini juga harus kita lihat dalam menjaga konteks national interest," tutur Hatta.

Dalam kesempatan tersebut Hatta juga mengingatkan peluang APEC masih besar. APEC merupakan kumpulan negara yang menyumbang 53 persen PDB dunia, 44 persen perdagangan dunia, dan 40 persen penduduk dunia (pasar).

Namun melihah peluang yang demikian besar, kembali ia menyayangkan karet dan CPO tak masuk dalam 54 komoditas EG List dan mendapat fasilitas bea masuk maksimal 5 persen per tahun 2015. Ia bahkan menuding negara-negara tertentu yang memiliki komoditas unggulan saingan CPO menghambat.

"Mengapa tidak masuk? Ini karena dikuncki jadi karet dan CPO tidak masuk EG list. Kalau tidak masuk sulit kita penetrasi pasar. Padahal, itu komoditas unggulan kita dengan rantai value chain yang tinggi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com