Pendapatan domestik bruto (PDB) Amerika dilaporkan tumbuh 3,6 persen pada kuartal ketiga, laju tertinggi sejak kuartal pertama 2012 dan melampaui target 3 persen yang dipatok Pemerintah Amerika. Laporan lain menunjukkan klaim tunjangan pengangguran mengalami penurunan, mengindikasikan perbaikan pasar tenaga kerja.
The Fed mengucurkan stimulus senilai 85 miliar dollar AS per bulan untuk membeli obligasi negara Amerika, sebagai langkah penyelamatan setelah negara itu dihajar krisis menyusul terkuaknya skandal subprime mortgage pada 2008.
"Persepsi yang berkembang The Fed akan memutuskannya lebih cepat dari perkiraan, membuat sebagian pelaku pasar cemas," kata Clark Yingst, analis pasar di
Joseph Gunnar & Co di New York, Kamis. "Namun, kami pikir ini adalah bullish untuk saham dan bahwa penurunan (harga) adalah kesempatan (untuk) membeli (saham)."Spekulasi bahwa tapering akan dipercepat, diredam Gubernur The Fed Atlanta, Dennis Lockhard. Dia mengatakan perbaikan angka PDB belum menjadi tren alias deretan angka yang menuju arah tertentu secara konsisten. "Tidak mendorong saya menuju kesimpulan bahwa kita sudah memiliki penyelesaian untuk masalah pertumbuhan," ujar dia.
Penurunan indeks Dow dan S&P 500 ini merupakan angka negatif pertama mereka dalam sembilan pekan terakhir. Reli Wall Street beberapa waktu terakhir telah menempatkan kedua indeks pada level tertinggi dalam sejarah.
Reli itu terjadi terutama didorong ekspektasi tapering belum akan dilakukan dalam waktu dekat seiring dengan menguatnya Janet Yellen sebagai kandidat pengganti Gubernur The Fed Ben Bernanke. Tiga indeks saham utama Amerika telah naik lebih dari 20 persen sepanjang tahun ini.