Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Birokrasi Boros

Kompas.com - 31/12/2013, 07:48 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Birokrasi yang gemuk telah menyedot hampir separuh dari anggaran pendapatan dan belanja negara setiap tahun. Kondisi ini membuat kemampuan belanja modal pemerintah untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan terus menurun. Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yenny Sucipto mengemukakan hal ini di Jakarta, Senin (30/12/2013). Fitra merupakan organisasi nonpemerintah nirlaba mendorong tata kelola anggaran yang akuntabel.

”Belanja rutin untuk keperluan pejabat dan pegawai negeri menghabiskan rata-rata 40 persen dari anggaran setiap tahun dan cenderung terus meningkat. Jumlah ini sangat menyakitkan rakyat karena tingkat penurunan kemiskinan dalam tujuh tahun terakhir hanya 0,9 persen per tahun,” kata Yenny.

Belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun 2013 mencapai Rp 1.726 triliun. Belanja negara dalam APBN Tahun 2014 ditetapkan Rp 1.842,5 triliun.

Yenny mengatakan, pemerintah enggan mengorbankan kepentingan birokrasi dengan mempertahankan belanja pegawai dan barang.

Pertumbuhan belanja pegawai selama tujuh tahun terakhir 16 persen (Rp 22,18 triliun). Anggaran belanja pegawai tahun 2006 masih Rp 73,2 triliun dan tahun 2012 mencapai Rp 232,9 triliun atau naik 300 persen.

Yenny mencontohkan, ada anggaran pembelian mobil pejabat sebesar Rp 139 miliar dalam anggaran Sekretariat Negara tahun 2014. Hal ini menunjukkan pemerintah dan DPR tidak peka dengan persoalan rakyat.

Pemerintah daerah juga meniru bagaimana pusat membelanjakan anggaran. Separuh dari pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota mengalokasikan sedikitnya 50 persen anggaran untuk belanja pegawai dan barang.

Menurut Yenny, hal ini membuat anggaran penanggulangan kemiskinan periode 2006-2012 sebesar Rp 402,4 triliun tidak mencapai sasaran. Yenny mengatakan, pemerintah seharusnya memahami benar persoalan di lapangan dan tidak terjebak dalam pencapaian makroekonomi secara kuantitatif.

Wakil Ketua Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar Harry Azhar mengatakan, birokrasi adalah persoalan besar yang belum dibereskan setelah reformasi. ”Remunerasi ternyata tidak mampu mengubah moral kerja dan produktivitas pegawai negeri sipil dan honorer. Ini pekerjaan rumah kita di tahun-tahun mendatang,” kata Harry.

Setiap tahun alokasi belanja rutin pegawai terus meningkat. Padahal, semestinya dengan adanya reformasi birokrasi belanja rutin pegawai bisa turun. Jika hal itu diatasi, belanja modal pemerintah naik. (HAM/AHA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com