Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Perusahaan Tambang Telah Kuras Mineral Mentah

Kompas.com - 07/01/2014, 12:55 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kinerja ekspor sektor pertambangan melesat, jelang pemberlakuan UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (minerba), pada 12 Januari 2014.

Pengamat energi Marwan Batubara menyebutkan pengusaha tambang besar seperti Newmont dan Freeport memang sengaja mengenjot produksi sebelum ekspor mineral mentah dilarang.

"Kita tahu yang impor itu 60-70 persen adalah China. Ini diekspor ke China dalam rangka mengantisipasi pemberlakuan UU Minerba. Bodohnya kita, kenapa volume ekspor naik, harga justru turun, belum lagi banyak penyelundupan," kata dia di Jakarta, Selasa (7/1/2014).

Artinya, lanjut Marwan, Indonesia hanya menjadi objeknya China. Negara tidak mendapatkan sebagaimana seharusnya. "Kemana saja pemerintah waktu itu, untuk mengendalikan produksi. Kalau produksi dikendalikan harga tidak turun. Tapi dengan gila-gilaan mengekspor, ini harus dihentikan," ujarnya.

Data terakhir, sepanjang Januari hingga Oktober 2013, ekspor sejumlah komoditas mineral tambang meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, Jumat (4/1/2014) mengatakan perusahaan tambang lebih bersemangat mengekspor mineral mentah.

Dari catatan Kementerian Perdagangan, ekspor bijih tembaga dan konsentratnya pada Januari-Oktober 2012 sebesar 918 juta kilogram, sedangkan pada periode sama 2013 naik jadi 1,03 miliar kilogram.

Ekspor bijih besi dan konsentratnya tidak diaglomerasi pada pada Januari-Oktober 2012 sebesar 8,6 miliar kilogram, sedangkan pada periode sama 2013 naik jadi 17,4 miliar kilogram. Sementara itu, ekspor bijih nikel dan konsentratnya pada Januari-Oktober 2012 sebesar 33 miliar kilogram, sedangkan pada periode sama 2013 naik jadi 47 miliar kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com