Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberlangsungan Ekspor RI Ditentukan Nilai Tukar

Kompas.com - 03/02/2014, 21:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom menilai tren ekspor Indonesia ke depan masih bergantung pada nilai tukar rupiah.

"Saya kira keberlanjutan ekspor kita masih tergantung nilai tukar. Karena saya yakin ekspor naik itu lebih didorong nilai tukar. Kejadian ini mirip tahun 1998 itu jg sama," kata Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono di Jakarta, Senin (3/2/2014).

Tony menjelaskan ketika perekonomian Indonesia mengalami gangguan yang ditandai pelemahan rupiah ternyata keuntungan masih bisa diraih. Pelemahan rupiah membuat harga barang ekspor Indonesia menjadi murah, sehingga ekspor pun meningkat.

"Menurut saya lebih banyak sumbangan rupiah melemah. Kebijakan pemerintah belum lah. Masak langsung? Karena kebijakan pemerintah di sektor fiskal itu tidak bisa langsung mengubah situasi. Yang sensitif mengubah ekspor impor itu nilai tukar," ujar Tony.

Seperti diberitakan, ekspor bulan Desember 2013 tercatat 16,98 miliar dollar AS, sedangkan impor 15,46 miliar dollar AS. Ini adalah rekor baru setelah pada Desember 2012 lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 188,1 juta dollar AS.

Kepala BPS Suryamin memaparkan, surplus Desember 2013 ditopang perdagangan non migas yang mengalami surplus sebesar 2,342 miliar dollar AS dan perdagangan gas yang surplus 1,648 miliar dollar AS. "Perdagangan minyak mentah masih defisit 217,4 juta dollar AS, dan hasil minyak masih cukup besar sebesar 2,248 miliar dollar AS," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com