Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia seluruh mata uang Asia tertekan sampai Kamis (20/2/2014) petang. Bukan hanya dollar index yang kembali pada tren penguatannya tetapi juga karena pesimisme yang memburuk atas ekonomi China.
Buruknya data manufaktur Uni Eropa juga menambah tekanan terhadap aset berisiko di pasar global. Euro turun 0,24 persen sementara yen menguat 0,34 persen.
Pada perdagangan Kamis, hampir seluruh data Amerika Serikat menunjukkan perbaikan, dengan penurunan target angka pengangguran, naiknya angka inflasi, dan peningkatan data belanja perusahaan (PMI). Karenanya, penguatan dollar AS di Asia diperkirakan berlanjut hari ini.
Euforia pada rupiah pun terkoreksi faktor global. Kurs rupiah NDF 1 bulan kembali melemah ke 0,4 persen sehingga melewati kurs JISDOR yang turun ke Rp 11.772 per dollar AS. Pelemahan bisa berlanjut walaupun membaiknya posisi defisit neraca berjalan akan menjaga rupiah di bawah Rp 12.000 per dollar AS.
Naiknya yield US Treasury 10 tahun pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat berpeluang mendorong kenaikan imbal hasil SUN 10 tahun pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, riset Trust Securities mendapati laju rupiah melewati resisten Rp 11.785 per dollar AS. Rupiah diproyeksikan berada di rentang Rp 11.793-11.762 per dollar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.