Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi, Rupiah Masih Berdaya untuk Naik

Kompas.com - 24/02/2014, 08:21 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Laju nilai tukar rupiah diproyeksikan bertahan di zona hijau sebagaimana sepanjang pekan lalu, pada awal pekan ini, Senin (24/2/2014). Sentimen positif dari dalam negeri masih mendorong penguatan posisi rupiah.

Laju nilai tukar rupiah sepekan terakhir kian menunjukkan apresiasi, ditopang beberapa data positif. Beberapa data itu antara lain rilis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan empat yang surplus 4,4 miliar dollar AS, setelah selama tiga triwulan terakhir mengalami defisit.

Perbaikan NPI itu ditopang defisit transaksi berjalan yang menurun cukup tajam menjadi 4,0 miliar dollar AS atau 1,98 persen dari PDB.

Sementara itu, menurut riset Trust Securities, laju dollar AS masih melemah terutama setelah pelaku pasar merespons penurunan data manufacturing production dan industrial production AS.

Di sisi lain, laju nilai tukar rupiah juga tetap terancam berbalik melemah setelah kenaikan selama beberapa hari terakhir. Penyebab pertama adalah maraknya aksi ambil untung memanfaatkan pelemahan dollar AS.

Pelemahan itu turut dipicu beredarnya kekhawatiran bakal dirilisnya revisi UU Minerba. Revisi UU ini dikhawatirkan bakal memperketat larangan ekspor bahan mentah yang nantinya dapat mengganggu neraca perdagangan.

Selain itu, pelemahan yuan menyusul sentimen negatif yang melanda sektor perbankan China, memunculkan spekulasi peningkatan inflasi di Indonesia. Ancaman kenaikan inflasi datang sebagai imbas bencana alam, yang ujungnya berdampak negatif pada laju rupiah.

Belum lagi, imbas pelemahan sejumlah mata uang emerging market lainnya, terutama untuk mata uang yang negaranya sedang mengalami konflik seperti Thailand dan Ukraina.

Namun, aksi beli terhadap euro dan poundsterling masih membawa imbas positif bagi rupiah. Spekulasi di benua biru itu masih seputar kebijakan bank sentral Eropa (ECB) yang dikhawatirkan masih akan meneruskan pelonggaran moneter serta rilis masih stabilnya inflasi di Inggris.

Lalu, ada faktor dollar Australia yang menguat. Penguatan dollar negeri kanguru terjadi menyusul rilis Conference Board Leading Economics Index (CB-LEI). Kenaikan nilai tukar dollar Australia ini menjadi faktor positif pula bagi rupiah.

Laju dollar AS pun seakan terhalangi sentimen-sentimen positif tersebut sehingga rupiah tidak terlalu melemah dalam. Laju rupiah mampu berada di atas resisten Rp 12.143 per dollar AS. Pekan ini rupiah diproyeksikan bergerak di rentang Rp 11.978-11.680 per dollar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com