Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Berlimpah Belum Tentu Kaya"

Kompas.com - 17/03/2014, 10:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Jarang sekali ada negara yang memiliki beragam mineral, tembaga, besi, nikel, serta batubara, seperti Indonesia. Namun demikian, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Sukhyar mengatakan, sudah saatnya paradigma pemerintah soal kekayaan sumber daya alam tersebut berubah.

"Bukan berlimpah. Mungkin banyak, tapi belum tentu kaya, karena harus dibagi dengan 240 juta," katanya, dalam sebuah diskusi, Jumat (14/3/2014) lalu.

Sejauh ini pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik baru sekitar 25 persen. Negara lain seperti China dan India mengimpor batubara dari Indonesia untuk mencukupi ketahanan energi mereka. Keduanya, memiliki cadangan batubara jauh lebih banyak ketimbang Indonesia.

Batubara, sambung Sukhyar, menjadi sumber daya alam Indonesia yang cadangannya paling tinggi dibanding lainnya. Namun demikian, ia khawatir jika tidak ada kebijakan kuota produksi dan peningkatan nilai tambah, ketersediaannya akan berkurang drastis.

"Dengan porsi yang semakin kecil, suatu saat bisa menjadi ketergantungan pihak lain. Padahal batubara itu paling tinggi diantara lainnya. Gas bumi, naturally akan melorot 2020, jika kita tidak dapatkan lumbung baru. PR kita juga meningkatkan penggunaan batubara," papar Sukhyar.

Ia berharap peran BUMN seperti PT PLN meningkat dalam menggunakan batubara. Hal itu dapat membantu mengurangi konsumsi BBM, di samping memberikan ruang bagi para pengusaha batubara ketika terjadi gejolak harga batubara dunia.

"Kebijakan saat ini dan ke depan kita perlu kendalikan produksi dan meningkatkan penggunaan. 6 bulan ke depan harga akan turun karena Amerika melepas batubaranya ke dunia, setelah ditemukan shell gass, yang harganya lebih murah. Afrika juga," ujarnya.

Kementerian ESDM kini tengah menyusun revisi peraturan pemerintah terkait batubara agar ada kepastian hukum pemanfaatan batubara. Sukhyar mencontohkan dengan pemanfaatan batubara cair (CTL) di pasar domestik, kerentanan jatuhnya harga bisa dikurangi.

"Kalau satu negara hanya mengandalkan sumber daya alam, akan mati perlahan. Maka tepat kebijakan nilai tambah di mineral, dan disusul nanti batubara," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com