Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB: Inflasi Maret yang Rendah Indikasikan Kebijakan Pemerintah Efektif

Kompas.com - 01/04/2014, 15:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi bulanan Maret 2014 sebesar 0,08 persen. Angka inflasi bulan Maret ini tercatat lebih rendah dibandingkan angka inflasi bulan Februari 2014 sebesar 0,26 persen.

Deputy Country Director Asian Bank Development (ADB) untuk Indonesia Edimon Ginting memandang angka inflasi bulanan Maret tersebut merupakan angka yang baik.

"Inflasi 0,08 persen itu sangat rendah. Itu bagus sekali, saya senang mendengarnya," kata Edimon di Jakarta, Selasa (1/4/2014).

Untuk itu Edimon memandang angka inflasi Maret yang cenderung rendah tersebut merupakan gambaran dari kebijakan pemerintah yang telah dilakukan pada tahun 2013 dan awal tahun 2014.

Menurutnya, target inflasi 4,5 persen yang ditetapkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) pada akhir tahun 2014 akan sesuai target.

"Kan 3 bulan pertama tinggi. Kita lihat di Januari, lalu Februari. Tapi setelah itu akan menurun lagi di bulan-bulan berikutnya. Ya akhir tahun inflasi 4 sampai 5 persen bisa sesuai target," ujarnya.

Menurut Edimon, selama ini angka inflasi lebih banyak disumbang harga makanan. "Inflasi kan karena makanan. Kalau makanan dijaga, maka inflasi pasti on track," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, BPS melaporkan inflasi bulanan Maret 2014 sebesar 0,08 persen. Inflasi tahun kalender sebesar 1,41 persen, dan inflasi year on year sebesar 7,32 persen. Sementara itu inflasi komponen inti sebesar 0,21 persen dan inflasi komponen inti year on year sebesar 4,61 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com