Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jauh Lebih Tinggi dari AS dan Jepang

Kompas.com - 15/08/2014, 10:08 WIB
Suhartono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan sejumlah indikasi kemajuan pembangunan ekonomi selama era pemerintahannya. Hal itu diungkapkannya dalam salah satu bagian Pidato Kenegaraan Presiden di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2014).

Hal pertama yang diungkapkan Presiden adalah karena di bawah kepemimpinannya, Indonesia dapat menjaga stabilitas dan kondisi makro ekonomi. "Walaupun kita terus diterpa cobaan," kata Presiden.

Presiden juga mengatakan, Indonesia mampu mencetak pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi pada periode 2009-2013. "Rata rata 5,9 persen. Ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi AS, Eropa dan Jepang pada kurun waktu yang sama," tegas Presiden.

Hal ketiga yang menandakan kemajuan pembangunan ekonomi adalah posisi utang Indonesia yang kini jauh lebih aman. "Dengan susah payah kita sekarang berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB menjadi 23 persen. Padahal, pada krisis moneter tahun 1998 rasio utang kita terhadap PDB 85 persen. Sehingga sekarang kita telah melunasi hutang kepada IMF 4 tahun lebih awal dari jadwal yang ditetapkan," kata Presiden lagi.

"Kita berhasil mencetak sejumlah prestasi ekonomi, antara lain anggaran pembangunan mencapai Rp 1.842,5 triliun. "Tertinggi dalam sejarah Indonesia," ungkap Presiden.

Selanjutnya, cadangan devisa mencapai 110,5 miliar dollar AS. Volume pedagangan dalam 10 tahun terakhir pun mencapai 400 miliar dollar AS. "Walau belakangan ini mengalami penurunan nilai ekspor," ujar Presiden.

Kemudian, nilai investasi di dalam dan di luar negeri 10 tahun terakhir mencapai Rp 2.296,6 triliun. Adapun pendapatan per kapita rakyat meningkat hampir 3,5 kali lipat dari Rp 10,5 juta tahun 2004 menjadi Rp 36,6 juta tahun 2013.

Presiden pun mengungkapkan keberhasilan Indonesia dengan menjadi anggota G20. Hal ini menurut Presiden menandakan posisi Indonesia dalam peta ekonomi dunia sudah jauh berubah. "Sebab G20 di abad ke 21 merupakan forum utama kerjasama ekonomi Internasional. Indonesia menjadi salah satu pemain inti dalam perekonomian dunia," kata Presiden.

"Meski demikian kita tidak booleh berpuas diri dan takabur karena masih banyak tantangan dan masalah yang dihadapi bangsa ini," tegas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

Whats New
Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com