Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Selat Sunda Diklaim Tak Ancam Visi Pemerintahan Baru

Kompas.com - 26/08/2014, 15:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Luky Eko Wuryanto mengatakan, proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak mengancam visi pemerintahan baru, yang ingin menghidupkan potensi maritim melalui program Tol Laut.

Dalam bincang-bincang dengan wartawan di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Luky menceritakan, sebetulnya ide JSS itu muncul untuk menandingi rencana pembangunan jembatan Selat Malaka, yang menghubungkan Sumatera dengan Malaysia.

"Sehingga pemerintah mencanangkan JSS, karena kita tidak ingin Sumatera yang sedang membangun ini tersedot ke Malaysia," kata dia di Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Lebih lanjut Luky menambahkan, pemerintah menginginkan Sumatera-Jawa terlebih dulu ketimbang Sumatra dan Malaysia. Dia mengatakan, tol Sumatera harus dibangun terlebih dahulu untuk mengintegrasikan potensi ekonomi di Sumatera. Kalau ini tidak dibangun, kata dia, yang terjadi adalah migrasi dari Sumatera ke Jawa.

"Kalau bisa, orang di Jawa pindah ke Sumatera. Jadi memang ada konstelasi global. Jadi jangan hanya dilihat secara sempit. Apalagi dikaitkan dengan visi pemerintahan baru. Tidak ada kaitannya sebenarnya," tegas Luky.

Meski demikian, Luky memastikan pemerintahan saat ini mendukung visi pemerintahan baru. Sebab, saat ini potensi negara kelautan belum termaksimalkan. "Tapi JSS itu bukan hanya membangun prasarananya saja. Tapi justru kita mengembangkan industrinya yang menggunakan prasarana-prasarana itu," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com