Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah dan Saham Loyo

Kompas.com - 15/12/2014, 21:35 WIB
Oleh:

JAKARTA, KOMPAS.com — Rupiah dan pasar saham benar-benar lemas pada awal pekan ini. Pada perdagangan Senin (15/12) ini, kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sudah melampaui level Rp 12.500 per dollar AS. Indeks harga saham juga dibuka melemah seiring dengan gerakan bursa lainnya di pasar saham kawasan Asia. Sementara harga minyak mentah global hanya naik tipis.

”Pagi hari ini, pasar benar-benar diimpit oleh sentimen negatif, baik dari penguatan kurs dollar AS maupun dari pergerakan indeks di kawasan Asia yang terus melemah sebagai akibat dari penurunan harga minyak. Kurs tengah rupiah yang kami pantau di Reuters, pagi ini, sudah berada di level Rp 12.585 per dollar AS. Ini berarti rupiah sudah menembus level psikologis Rp 12.500 yang sudah bertahan selama sebulan terakhir,” kata Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo.

Menurut data Jisdor Bank Indonesia, kurs rupiah makin tertekan dari Rp 12.432 pada akhir pekan lalu menjadi Rp 12.599 per dollar AS, Senin ini. Penurunan ini merupakan yang terdalam dalam 11 pekan terakhir. Kombinasi antara permintaan dollar AS menjelang akhir tahun serta penarikan dana asing dari pasar keuangan Indonesia merupakan faktor pelemahan rupiah. Dalam 12 kuartal ini, neraca transaksi berjalan Indonesia selalu defisit.

Di sisi lain, perekonomian AS yang makin membaik membuat dollar AS makin perkasa terhadap mata uang kuat lainnya. Dari data Kementerian Keuangan terlihat bahwa para investor asing menarik dana Rp 10,09 triliun dari pasar obligasi sejak awal Desember hingga 11 Desember ini.

Para memegang obligasi mengantisipasi kenaikan tingkat suku bunga di AS sehingga melepaskan aset mereka di negara berkembang.

Pasar saham

Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak seiring dengan bursa lain di kawasan Asia. Pada pukul 10.47, IHSG menurun 0,83 persen menjadi 5.118.

”Hingga pada pergerakan hari Jumat kemarin, IHSG sebenarnya masih tetap bertahan dalam tren naik, dengan pelaku pasar lokal terus mengambil posisi spekulatif, di tengah pemodal asing yang berada pada posisi wait and see. Suport dari tren naik jangka pendek IHSG, pada hari ini berada pada level 5.150,” ujar Satrio. Menurut dia, sebenarnya, selama pemodal asing tidak dalam posisi jual yang signifikan atau melepaskan saham senilai di atas Rp 500 miliar, IHSG masih bisa bertahan dalam tren naiknya.

Namun, Satrio menyarankan para investor berhati-hati mengingat dana jangka pendek di Bursa Efek Indonesia saat ini masih ada Rp 30 triliun-Rp 35 triliun.

Dana tersebut sewaktu-waktu dapat ditarik keluar. Untuk tren jangka menengah hingga panjang, IHSG masih berada dalam tren bullish dengan suport kuat di kisaran 4.800-5.000.

Meskipun demikian, tren naik jangka pendek IHSG terlihat rapuh, karena rupiah terus berada dalam tekanan penguatan dollar AS. Pasar saham di Asia turun hingga ke titik terendah dalam 9 bulan terakhir seiring dengan penurunan harga minyak yang menyentuh harga terendah dalam 5,5 tahun belakangan.

Indeks MSCI untuk kawasan Asia Pasifik turun 1,1 persen, mencapai titik terendah sejak Maret lalu. Adapun indeks Nikkei turun 1,3 persen. Penurunan ini terjadi setelah kubu Perdana Menteri Shinzo Abe memenangi pemilu pada hari Minggu lalu.

Pekan lalu, saham AS juga melemah. Penurunan harga minyak membuat investor khawatir mengenai penurunan permintaan global dan deflasi. ”Dalam jangka pendek, saham Jepang merespons risiko yang mungkin terjadi di luar negeri,” kata Mitsushige Akino, fund manager pada Ichiyoshi Asset Management Co, di Tokyo.

Harga minyak Brent naik tipis 49 sen menjadi 62,34 dollar AS per barrel di pasar Singapura. Sementara harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate naik 40 sen menjadi 58,21 dollar AS per barrel. (Reuters)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com