Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun, Jumlah Penduduk Miskin Capai 27,7 Juta Orang

Kompas.com - 03/01/2015, 07:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen, relatif menurun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 28,6 juta orang atau 11,46 persen.

Kepala BPS Suryamin menyatakan, penurunan jumlah penduduk miskin sejak 2009 relatif melandai atau tidak berkurang signifikan, meskipun berbagai upaya telah dilakukan pemerintah.

"Sejak 2009 angka kemiskinan turun, tapi kecil sekali. Kalau tidak ada penanganan super khusus, (hanya) melandai penurunannya," katanya dalam pemaparan di Jakarta, Jumat (2/1/2014).

Suryamin menjelaskan, pemerintah harus berupaya lebih maksimal dalam menjaga harga kebutuhan pokok agar tidak meningkat tinggi dan inflasinya rendah, karena penduduk miskin sangat rentan terhadap kenaikan harga komoditas.

"Kalau harga naik, tanpa diikuti dengan kenaikan pendapatan, itu bisa memberatkan penduduk miskin, dan garis kemiskinan bisa meningkat. Untuk itu, salah satu solusinya pemerintah harus tetap memberikan bantuan sosial," ujarnya.

BPS mencatat angka kemiskinan pada 2009 mencapai 32,53 juta orang atau 14,15 persen, dan jumlahnya cenderung menurun hingga pada Maret 2014 hanya sebesar 28,28 juta orang atau 11,25 persen, sehingga angka penurunannya sekitar 4 juta orang.

Sementara, jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2014 tercatat mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 28,6 juta orang atau 11,46 persen.

Jumlah penduduk miskin terbanyak berada di daerah perdesaan yaitu mencapai 17,37 juta orang atau 13,76 persen, sedangkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebanyak 10,36 juta orang atau 8,16 persen.

Pulau Jawa menjadi penyumbang jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu 15,1 juta orang, diikuti Sumatera sebesar 6,07 juta orang, Sulawesi sebesar 2,05 juta orang, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 2 juta orang dan Maluku dan Papua sebesar 1,4 juta orang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan penduduk miskin periode Maret-September 2014 antara lain laju inflasi yang cenderung rendah, kenaikan upah nominal harian buruh, harga eceran komoditas yang turun dan kenaikan PDB.

BPS juga mencatat selama periode tersebut, garis kemiskinan naik 3,17 persen, dari sebelumnya Rp302.735 per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp312.328 per kapita per bulan pada September 2014, dengan peranan komoditi makanan jauh lebih besar dari komoditi bukan makanan.

Berbagai komoditas yang memberikan pengaruh besar terhadap garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe, tahu, bawang merah, perumahan, listrik, bensin, pendidikan dan pakaian jadi anak-anak.

Meskipun ada penurunan angka penduduk miskin, namun pemerintah harus tetap waspada, karena jumlah tersebut bisa kembali meningkat pada periode Maret 2015, setelah terjadi penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada November 2014 dan Januari 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com