Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Bank Dituding Manipulasi Harga Logam Mulia

Kompas.com - 25/02/2015, 13:23 WIB


NEW YORK, KOMPAS.com -
Skandal manipulasi masih membayangi pasar finansial. Setelah skandal suku bunga antarbank London (LIBOR) terbongkar, kini giliran 10 bank dituduh melakukan praktik manipulasi harga logam mulia di bursa London.

Wall Street Journal melaporkan, Department of Justice (DoJ) atawa Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) tengah memeriksa indikasi manipulasi kontrak harga logam mulia. Sementara, Commodity Futures Trading Commission (CFTC) sudah membuka penyelidikan terhadap 10 bank besar dunia.

Sepuluh bank yang menjadi objek penyelidikan otoritas AS itu terindikasi tersangkut kasus manipulasi kontrak harga emas, perak, platinum dan paladium di bursa London. Sepuluh bank tersebut adalah HSBC, Bank of Nova Scotia, Barclays, Credit Suisse Group, Deutsche Bank, Goldman Sachs, JPMorgan Chase, Societe Generale, Standard Bank Group dan UBS.

"CFTC memang menerbitkan surat pengadilan ke HSBC Bank di AS pada Januari, meminta dokumen operasional perdagangan logam mulia," ujar manajemen HSBC, kemarin.

Sebelumnya, Di November 2014, DoJ meminta HSBC Holdings menyerahkan sejumlah dokumen terkait perdagangan logam mulia. Bagi Barclays, Deutsche Bank, Bank of Nova Scotia, HSBC dan Societe Generale SA, tudingan manipulasi harga bukan yang pertama kali. Maret 2014 lalu, kelima bank ini dituding merekayasa harga emas di bursa London.

Kasus lama

Tuduhan ini datang dari Kevin Maher, warga New York, yang memperkarakan lima bank itu ke Pengadilan Federal Manhattan. Maher adalah investor yang bertransaksi emas fisik, emas berjangka dan opsi yang berpatokan ke bursa London.

Kelima bank ini merupakan anggota The London Gold Market Fixing Ltd, yang menetapkan harga emas sebanyak dua kali setiap hari kerja, pada pukul 10:30 dan 15:00 waktu London, melalui sambungan telekonferensi khusus. Tapi, kasus ini hampir tutup buku.

Di November 2014, otoritas Swiss menyatakan tidak ada indikasi manipulasi. Senada, di Januari 2015, Bafin, regulator Jerman berencana menutup penyelidikan karena tidak menemukan bukti manipulasi.

Pasca skandal, Thomson Reuters dan CME Group menentukan harga acuan perak. London Metal Exchange memasang harga acuan platinum dan paladium. Sementara, ICE Benchmark Administration mematok harga acuan emas mulai 20 Maret 2015, menggeser London Gold Market Fixing. (Dessy Rosalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com