Dengan demikian deflasi tahun kalender (Januari-Maret 2015) sebesar 0,44 persen. Adapun inflasi year on year sebesar 6,38 persen.
Kepala BPS Suryamin menyebutkan, inflasi pada Maret disebabkan oleh enam hal mulai dari naikknya harga BBM, harga bawang merah, beras, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan upah tukang bukan mandor.
"Bensin punya andil terhadap inflasi sebesar 0,15 persen. Jadi penyesuaian terhadap harga minyak mentah dunia mempengaruhi inflasi," kata Suryamin di kantornya, Rabu (1/4/2015).
Sementara untuk bawang merah mempunyai andil terhadap inflasi sebesar 0,1 persen, beras 0,09 persen, bahan bakar rumah tangga 0,03 persen, rokok kretek filter 0,02 persen, dan upah buruh sebesar 0,02 persen.
Selain itu Suryamin juga mengakui melemahnya rupiah juga mempengaruhi tingkat inflasi. Namun, kata dia, besarannya harus diteliti lebih lanjut. "Iya ada pengaruhnya karena indikator makro kan nilai tukar dan interest rate, besarannya harus diteliti lagi," jelas Suryamin.
Lebih lanjut lagi Suryamin mengatakan, inflasi harga bahan makanan bulan Maret sebesar -0,17 persen atau deflasi 0,17 persen. Menurut dia hal tersebut disumbang oleh komoditas selain beras seperti ikan dan ayam ras.
"Harga beras sebenarnya masih inflasi, tapi didorong komoditas lain yang masih bagus sehingga terjadi deflasi," kata Suryamin.
Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,84 persen, sementara yang terendah di Padang dan Cilacap sebesar 0,01 persen. Sedangkan untuk deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan yakni 1,97 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.