Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICP Turun, Harga Premium Ikuti Kenaikan MOPS Singapura

Kompas.com - 07/04/2015, 10:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah belakangan acap kali mendapat kritik. Tak terkecuali, kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 28 Maret 2015. Kenaikan harga BBM premium dan solar Rp 500 per liter jadi masing-masing Rp 7.300 dan Rp 6.900 per liter menuai banyak kritik.

Pasalnya, kenaikan harga BBM dilakukan pemerintah ketika harga Indonesian Crude Price (ICP) turun 1,22 persen dari 54,32 dollar AS per barel di Februari menjadi 53,66 dollar AS per barel pada Maret lalu.

Toh, bukan pemerintah namanya jika tidak pandai berkelit.  Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil berkilah, pemerintah tidak melihat patokan ICP saat menentukan harga jual BBM. Yang dilihat  adalah harga Mean of Platts Singapore (MOPS) Singapura.

Sofyan bilang, minyak yang dibeli Pertamina berbasis produk yang referensinya mengacu harga MOPS. Sementara, saat naik, karena harga MOPS sedang naik. "Rupiah juga melemah," kata dia, Senin (6/4/2015).

Bila melihat berdasarkan data MOPS, harga premium yang ditetapkan pemerintah naik menjadi Rp 7.300 per liter, ditentukan pada rata-rata MOPS pada periode 25 Februari-24 Maret yang mencapai 69,457 dollar AS per barel.

Sebelumnya, ketika pemerintah memutuskan harga minyak naik pada 1 Maret 2015 berdasarkan rata-rata harga indeks pasar minyak solar (MOPS Gasoil) di sepanjang Februari naik pada kisaran  62 dollar AS-74 dollar AS per barel.

Sementara itu, MOPS premium melejit di kisaran 55 dollar AS-70 dollar AS per barel. Dari nilai tukar rupiah, mengacu pada data Bank Indonesia (BI) sepanjang Maret lalu, mata uang Garuda melemah sekitar Rp 100 per dollar Amerika Serikat (AS). Pada 2 Maret, rupiah Rp 12.993 per dollar AS. Lalu, pada 31 Maret, rupiah anjlok ke level Rp 13.084 per dollar AS.

“Jadi, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, mengikuti perkembangan data terkini di luar maupun di dalam negeri," kata Sofyan.

Pemerintah boleh berdalih, tapi data Badan Pusat Statistik menunjukkan, kenaikan harga BBM berdampak pada melonjaknya laju inflasi 0,17 persen pada Maret lalu. Padahal, pada dua bulan pertama tahun ini, terjadi deflasi masing-masing 0,24 persen pada Januari dan 0,36 persen pada Februari. Inflasi tahunan tercatat naik menjadi 6,38 persen dari sebelumnya 6,29 persen. Naiknya harga bensin jadi pendongkrak utama inflasi.

Ekonom Credit Suisse Group AG Santitarn Sathirathai memproyeksi, kenaikan harga BBM akan menaikkan inflasi tahunan ke arah 6,6 persen pada April ini, meskipun ada musim panen komoditi pangan, terutama beras. (Margareta Engge Kharismawati)

baca juga: Tim Anti-mafia Migas Beberkan Kecurangan Petral

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com