Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyatuan ATM Bank BUMN Segera Terwujud

Kompas.com - 14/04/2015, 09:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tetap berambisi mewujudkan konsolidasi bank-bank pelat merah. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan, konsolidasi anjungan tunai mandiri (ATM) bank-bank BUMN akan terealisasi pertengahan tahun ini.

Gatot Trihargo, Deputi Bidang Jasa Usaha Kementerian BUMN, menyatakan, lembaganya bakal merampungkan skema detail konsolidasi ATM bank-bank milik pemerintah pada Juni 2015. Poin penting skema tersebut adalah kesepakatan pembagian beban biaya dan jaringan ATM.

"Setiap bulan kami selalu membahas konsolidasi ATM ini dengan direktur bank BUMN untuk memantau perkembangan sinergi," kata Gatot, Senin (13/4/2015).

Pemerintah berharap, konsolidasi ATM merupakan cikal bakal terwujudnya konsolidasi bank BUMN secara institusi. Alasan lain sinergi tersebut adalah, pemerintah ingin menyiapkan bank BUMN menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bidang keuangan yang berlaku di tahun 2020 mendatang.

Soalnya, hitungan Kementerian BUMN, 40 persen pasar keuangan MEA ada di Indonesia. Atas dasar itulah, pemerintah memaksa terwujudnya sinergi bank pelat merah. "Perbankan nasional terutama BUMN perlu untuk memperkuat backbone yaitu infrastruktur, juga sinergi bisnis," tegas Gatot.

Hemat biaya

Menurut Hery Gunardi, Direktur Consumer Banking Bank Mandiri, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan bank BUMN untuk menentukan model bisnis dan mekanisme konsolidasi ATM. "Kami harapkan implementasinya mulai dilakukan tahun ini juga," imbuh Hery kepada Kontan kemarin.

Hery menambahkan, model bisnis konsolidasi ATM bakal menjadi acuan kerjasama di layanan perbankan elektronik atau electronic banking (e-banking). Perhitungan sementara Bank Mandiri, konsolidasi ATM berimbas terhadap penghematan biaya investasi infrastruktur.

Sebagai gambaran, biaya pengadaan ATM menguras kocek 8.000 dollar AS hingga 15.000 dollar AS per unit. Sedang biaya pengelolaannya Rp 5 juta– Rp 10 juta per bulan. Sejatinya, perkawinan bisnis sudah terjadi antara Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI) di layanan mesin gesek atau electronic data capture (EDC). Mesin EDC ketiga bank BUMN tersebut berkonsolidasi di bawah logo LINK pada Agustus 2014.

"Satu mesin EDC bisa di-share oleh tiga bank memang hemat," ujar Hery.

Andai konsolidasi ATM terwujud, Bank Tabungan Negara (BTN) yang bakal paling diuntungkan. Sebab, ATM BTN sedikit sehingga bisa menikmati jaringan luas tiga bank lain. (Dea Chadiza Syafina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com