Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Reksa Dana Saham Paling Buruk

Kompas.com - 04/08/2015, 12:55 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bendera setengah tiang berkibar di pasar reksa dana saham. Di periode Januari 2015-Juli 2015, reksa dana saham mencatat imbal hasil terburuk dibandingkan jenis  lain. Data Infovesta Utama menyebutkan, rata-rata kinerja reksa dana saham minus 11,59 persen secara year to date (ytd). Imbal hasil  saham juga lebih buruk ketimbang performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang minus 8,12 persen pada periode sama.

Sejumlah produk reksa dana saham tercatat membukukan imbal hasil lebih buruk. Misalnya, produk Treasure Fund Super Maxxi milik PT Treasure Fund Investama yang minus 23,43 persen secara ytd.

Analis Infovesta Utama, Viliawati menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyeret performa reksa dana saham. Pertama, pergerakan reksa dana saham memang lebih agresif ketimbang bursa. Sehingga, ketika IHSG terkoreksi, kinerja reksa dana saham terlempar lebih dalam.

Kedua, koreksi harga saham yang memiliki bobot cukup besar dalam portofolio reksa dana saham, terutama sektor infrastruktur dan industri dasar dan kimia. Salah satu alasannya, laporan keuangan emiten kuartal I-2015 tidak memuaskan. "Krisis Yunani dan gejolak bursa saham China turut menekan reksa dana saham," kata Viliawati.

Ketiga, pelemahan harga obligasi akibat spekulasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat di September atau Desember 2015. Ridwan Soetedja, Direktur PT Panin Asset Management menambahkan, menyusutnya return reksa dana saham merupakan imbas perlambatan ekonomi Indonesia. Pada kuartal I-2015, pertumbuhan ekonomi 4,7 persen. Perlambatan juga diprediksi terjadi di kuartal II.

Namun Ridwan masih optimistis, return reksa dana saham bangkit menjelang akhir tahun 2015, menyusul realisasi pembangunan dan perbaikan infrastruktur Indonesia. Penyerapan anggaran belanja pemerintah menyuntikkan tenaga bagi pasar modal. “Jenis reksa dana yang akan rebound lebih dahulu adalah reksa dana saham,” ujarnya.

Senada, Senior Fund Manager PT BNI Asset Management Hanif Mantiq memprediksi, inflasi pada pengujung tahun 2015 di bawah 5 persen. Sehingga, pulihnya kurs rupiah dapat menggenjot kepercayaan investor. "Saya prediksi, return saham menjadi 0 persen di akhir tahun," ujarnya. (Maggie Quesada Sukiwan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com