Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Kritik Kegemaran Pengusaha Indonesia Gunakan Dollar AS

Kompas.com - 07/08/2015, 14:58 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Bank Indonesia (BI) mengkritik kegemaran pengusaha-pengusaha Indonesia menggunakan dollar AS dalam transaksi bisnis mereka. Menurut BI, kebiasaan para pengusaha itu merupakan kebiasaan yang buruk bagi perekonomian. "Apakah kita ingin mempertahankan situasi (penggunaan dollar AS dalam transaksi dalam negeri) yang tidak baik itu?," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Kantor BI, Jakarta, Jumat (7/8/2015).

Seperti diketahui, penggunaan dollar AS dalam transaksi keuangan dalam negeri akan menggerus kekuatan rupiah. Misalnya, pendapatan suatu perusahaan adalah rupiah. Untuk bertransaksi menggunakan dollar AS, perusahaan tersebut harus menukarkan rupiahnya dengan dollar AS. Lantaran hal itu, permintaan dollar AS akan meningkat dan otomatis akan berdampak pada nilai tukar rupiah.

Menurut Mirza, kegemaran pengusaha menggunakan dollar AS di dalam negeri sudah terjadi sejak 30-40 tahun lalu. BI mengakui, upaya mengubah kebiasaan buruk pengusahaan itu tak akan cepat berhasil.

Meski begitu, BI sudah mengeluarkan kebijakan penggunaan rupiah dalam semua transaksi di dalam negeri. "Indonesia negara yang unik. Kita pengursaha-pengusaha Indonesia 30-40 tahun melakukan transaksi jual beli properti bahan baku tekstil dan barang dan jasa antar-korporasi dalam negeri menggunakan transaksinya 7,2 miliar dollar AS," kata dia.

Di luar negeri, menurut Mirza, penggunaan mata uang asing dalam transaksi bisnis tak dilakukan. Kata dia, di Singapura transaksi domestik menggunakan dollar Singapura, India menggunakan rupee, dan di Thailand menggunakan bath. "Apakah bisa dilaksanakan dalam sekejap? Engak bisa. Mau ubah praktik 30-40 tahun, itu perlukan waktu. Pasti pengusaha yang protes pasti banyak. Pengusaha agak bingung. Kita jelaskan seperti negara lain. Kalo negara lain bisa transaksi dalam negeri pakai mata uangnya, kita harus transaksi pakai rupiah," ucap Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com