Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Melemahnya Rupiah Tidak Berarti Indonesia Krisis Ekonomi

Kompas.com - 04/09/2015, 09:50 WIB
BENGKULU, KOMPAS.com - Bank Indonesia meminta semua pihak agar tidak menyamakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dengan Indonesia dalam kondisi krisis ekonomi.

"Indonesia masih jauh dari krisis, melemahnya nilai tukar rupiah tidak serta merta krisis, ada banyak faktor (yang terjadi) jika krisis ekonomi, tidak fair jika hanya menilai dari nilai tukar rupiah saja," kata Kepala Grup Riset Ekonomi Direktorat Kebijakan Ekonomi Bank Indonesia, Yoga Affandi, di Bengkulu Kamis (3/9/2015).

Negara dikatakan krisis ekonomi, jika pertumbuhan perekonomian anjlok, inflasi tidak terkendali, harga mata uang jatuh, serta terjadi kekacauan politik hukum dan keamanan.

"Sedangkan kita, pertumbuhan ekonomi masih positif walau mengalami perlambatan, begitu juga inflasi, kita yakin akhir tahun inflasi sesuai target yakni empat plus minus satu," kata dia.

baca juga: "Currency War", Siapa yang Jadi Pemenang?

Pelemahan nilai tukar rupiah kali ini kata Yoga lebih disebabkan faktor eksternal, karena kondisi perekonomian global yang belum pulih.

China yang merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor komoditas yang dihasilkan Indonesia, menerapkan kebijakan devaluasi mata uang, sehingga berpengaruh terhadap harga dan permintaan komoditas.

Sementara kondisi perekonomian Amerika Serikat sedang tumbuh positif, dan terjadi penguatan mata uang, pengaruh tersebut tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, tetapi hampir seluruh negara di dunia.

"Kita menyebutnya fenomena kali ini, yakni super dollar, terjadi penguatan yang cukup signifikan, bahkan ringgit Malaysia lebih merosot dari kita," katanya.

Tiga siklus global yang dihadapi Indonesia saat ini hendaknya ditanggapi berbagai pihak dengan cermat, dan tidak menyebarkan isu yang membuat kecemasan ekonomi.

"Siklus yang kita harus hadapi yakni, pertumbuhan ekonomi global, problem harga komoditas, serta siklus finansial. Memang berat, tapi kita yakin bisa bertahan," ujarnya.

Bahkan Indonesia jauh lebih baik nilai tukar mata uangnya, jika dibandingkan, negara Brasil, Meksiko, Afrika Selatan, Turki bahkan Malaysia.

baca juga: Amien Rais: Waspadai "Dajal" yang Manfaatkan Krisis Ekonomi untuk Pecah NKRI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com