Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Menteri Mesti Ngeyel Sedikit Dong"

Kompas.com - 05/10/2015, 21:18 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani blak-blakan mengkritik target penerimaan pajak yang dipatok pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar Rp 1.294,25 triliun.

Bagi Apindo, target itu terlampau ambisius. Saat bertemu Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brojonegoro beberapa waktu lalu, secara khusus Haryadi pun mempertanyakan ihwal target tersebut. Namun, kata dia, Menkeu menyatakan bahwa target penerimaan pajak itu adalah target yang diberikan oleh Persiden Joko Widodo.

"Kami sampaikan ke Pak Menkeu. Kata Pak Bambang ini permintaan presiden. Saya bilang 'kan Pak Presiden bisa dikasih tahu pak, bapak mesti ngeyel dikit dong'," ujar Haryadi sembari tertawa diacara seminar ekonomi nasional di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Apindo sudah menyampaikan masukan kepada pemerintah terkait target penerimaan pajak tersebut. Menurut dia, ada konsekuensi bila target itu terlalu tinggi yaitu target tak akan tercapai, sektoril akan terkena dampaknya, dan kredibilitas pemerintah akan turun.

Selain itu, ucap dia, berbagai usul deregulasi peraturan juga berasal dari dunia usaha. Namun, Haryadi menyayangkan masih mentoknya berbagai penerapan realisasi itu di lapangan. Penyebabnya kata dia karena masih lemahnya konsolidasi di antara pejabat eselon I dan II di kementerian atau dengan badan usaha yang ditugasi.

"Misalnya di Kementerian ESDM, Direksi PLN tidak mengeluarkan kebijakan susulan sehingga investasi listrik sekarang stuck semua. Soal dwell time juga presiden bingung, oknumnya sudah ditangkap tapi dwell time tidak selesai sampai hari ini," kata Haryadi.

Meski begitu, Haryadi bersyukur beberapa usul dari dunia usaha sudah mulai didengarkan oleh Presiden Jokowi. Misalnya, usul penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Usul ini untuk menjaga daya beli masyakarat, sudah mulai terdengar (presiden) misalnya BBM, listrik dan gas untuk turun. Tapi masalahnya di pejabat level eselon I dan II ini. BUMN listrik dan gas belum rela turunkan harga," ucap Haryadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com