Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setoran Pajak Bisa Meleset Rp 150 Triliun

Kompas.com - 22/10/2015, 12:48 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 membengkak.

Bahkan diperkirakan defisit tahun ini akan lebih besar dari target pemerintah sebesar 2,23 persen.

Rendahnya penerimaan pajak menjadi penyebab mengapa defisit APBNP 2015 naik.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu) Sigit Priadi Pramudito melihat, kekurangan penerimaan atau shortfall pajak tahun ini bisa melebar hingga Rp 150 triliun.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yang masih memprediksi Rp 120 triliun.

Angka ini juga lebih tinggi dari perkiraan Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro, akhir pekan lalu, sebesar Rp 130 triliun sampai Rp 140 triliun.

Pesimisme ini menyeruak melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang turun, serta efek melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Dengan shortfall pajak mencapai Rp 150 triliun, Bambang mengaku akan mengelola defisit anggaran dengan sebaik-baiknya.

"Berapapun defisit anggarannya, pembiayaan sudah secure," katanya.

Bank Indonesia (BI) sebelumnya memperkirakan ekonomi Indonesia kuartal III hanya tumbuh sebesar 4,85 persen dari sebelumnya 4,9 persen.

Dengan demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015 hanya mencapai 4,8 persen-4,9 persen.

Angka itu jauh dari asumsi pertumbuhan APBNP 2015 yang sebesar Rp 5,7 persen.

Dengan perkiraan shortfall  penerimaan pajak Rp 150 triliun dan melihat outlook penyerapan belanja negara yang tahun ini diperkirakan hanya sebesar 93 persen dari pagu APBNP 2015 atau sebesar Rp 1.909,8 triliun, maka defisit anggaran akan mencapai Rp 298,2 triliun atau 2,55% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Jika perhitungan itu benar, maka defisit anggaran tahun ini kemungkinan lebih besar dari target APBNP 2015 yang sebesar 1,9 persen PDB dan bahkan lebih besar dari kenaikan defisit melalui keputusan Menteri Keuangan beberapa bulan lalu yang menaikkan defisit 2015 jadi 2,23 persen dari PDB.

Dirjen Anggaran Kemkeu Askolani mengakui, kenaikan shortfall penerimaan pajak  akan mengerek defisit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Whats New
Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Whats New
Satgas Judi 'Online' Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Satgas Judi "Online" Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Whats New
Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com