“Ada satu catatan besar yang barangkali kita harus perhatikan. Di sini pentingnya pejabat Pemda, di samping tentunya pejabat di pusat. Sebagian besar ekonomi kita itu digerakkan oleh UKM,” ucap Darmin di Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Darmin mengatakan, dibandingkan dengan perusahaan skala besar, tentunya persiapan pelaku UKM dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) relatif lebih rendah.
“Jangan sampai mereka (UKM) merasa, kenapa pemerintah main buka saja. Merasa ditinggalkan untuk berhadapan di pasar, head to head dengan produk dari luar, itu terjadi,” jelas Darmin.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu pun menjelaskan, ciri dasar UKM di Indonesia ini adalah skala usahanya yang terbatas. Produk-produk dipasarkan mayoritas untuk cakupan kabupaten/kota dalam provinsi.
Hanya beberapa gelintir saja yang menembus batas provinsi, apalagi nasional dan internasional.
“Di sinilah kita, pemerintah punya tugas dan tanggungjawab untuk membangun jaringan. Anak muda yang sebetulnya canggih dalam gadget bisa menjadi pemain untuk mencari pasar di luar, dan mengorganisasikan UKM kita,” jelas Darmin.
Selain urusan skala usaha dan pasar, permasalahan yang banyak dihadapi UKM Indonesia adalah input.
“Jadi, bapak dan ibu dari Pemda, kita tentu sangat mengharapkan ada peranan dan perhatian agar UKM itu difasilitasi, agar mendapat input lebih efisien dan teratur,” sambung Darmin.
Terakhir, dia menyebutkan, masalah klasik dan pasti dihadapi UKM Indonesia adalah soal permodalan. Sebetulnya, lanjut Darmin, soal modal ini tidak seharusnya menjadi masalah selama ada pasar yang jelas.
“Artinya, lembaga keuangan kita punya kemampuan memonitor di mana ada peluang untuk membiayai. Tapi di berbagai lini, kita punya kekurangan. Perbankan kita punya kelemahan, kurang efisien,” ujar Darmin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.