Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2016, 15:27 WIB
BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung. Selain menandai peradaban baru transportasi kereta api, adanya kereta api cepat diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing kawasan.

Pencanangan dilakukan Presiden Jokowi di perkebunan Mandalawangi Maswati, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/1/2016).

Dalam sambutannya, Presiden mengatakan, pembangunan kereta api cepat menjadi modal Indonesia untuk meningkatkan daya saing dibandingkan dengan negara lain.

”Era sekarang merupakan era persaingan, competitiveness. Negara yang efisien, yang cepat dalam membangun, cepat dalam memutuskan, akan menjadi pemenang dalam persaingan. Kereta api cepat adalah untuk memenangi persaingan,” kata Presiden.

Menurut Presiden, pemerintah akan menggalakkan penggunaan transportasi umum massal.

”Dengan adanya angkutan umum massal, pergerakan orang dan barang akan cepat dan efisien. Ini yang akan meningkatkan daya saing kita,” kata Presiden.

Kepada Kompas di Istana Merdeka, Presiden kembali mengatakan, transportasi massal yang dibutuhkan masyarakat harus segera diwujudkan.

”Kalau kita mau bersaing, orang harus cepat, biaya murah, transportasi murah, harus ada semuanya,” kata Presiden.

Presiden juga menegaskan, pembangunan kereta api cepat untuk menumbuhkan kepercayaan investor. Semula peletakan batu pertama akan dilakukan Agustus, lalu mundur Oktober.

"Jika mundur terus, investor tidak akan percaya. Kita harus membangun kepercayaan," kata Presiden.

Kereta api cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun, yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Kereta api cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan investasi sekitar 5,573 miliar dollar AS atau sekitar Rp 70 triliun yang investasinya bukan berasal dari APBN serta tanpa adanya jaminan pemerintah.

Investasi kereta api cepat Jakarta-Bandung dibiayai oleh konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium China Railways dengan skema bisnis. Direncanakan, proses konstruksi kereta api cepat selesai 2018 dan beroperasi mulai 2019.

Alokasi luar Jawa

Menurut Presiden, dengan investasi berasal dari konsorsium, pemerintah dapat mengalokasikan APBN untuk membangun infrastruktur di luar Jawa. ”Jadi, jangan lagi Jawasentris, tetapi Indonesiasentris,” katanya.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan pesan kepada Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping untuk terus bekerja sama dengan Indonesia di bidang lainnya, termasuk industri dan manufaktur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com